Jumat, 21 Januari 2011

Kapan dosa mengintip dan menggoda, sewaktu emsional-kah atau sedang bersantai.




Sebetulnya apa itu dosa,  dosa dapat diartikan antara lain adalah sesuatu niat buruk, dan juga melakukan perbuatan buruk tsb. Dosa sudah ada sejak dahulu tidak terhitung banyaknya, jadi yang akan diuraikan disini adalah kapan dosa mulai mengintip dan menggoda sewaktu merasa emosi karena sesuatu hal atau sedang santai, misalnya: panas hati karena permintaan atau permohonan atau usulan tidak dikabulkan. 

Kalau anak berumur sekitar 2 tahun meminta mainan tapi orangtuanya tidak memberikan maka hatinya kecewa atau kesal yang refleksi pada fisiknya  berteriak atau menangis atau memukul dan marah lain sebagainya. 

Kalau seorang remaja yang memohon sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan keuangan atau kondisi keluarga, pasti ditolak oleh ayah ibunya. Remaja ini pasti kecewa atau kesal atau sedih dll, dan refleksi mukanya berubah misalnya matanya melotot atau kedua ujung bibirnya bengkok kebawah (alias kelihatan marah). Lalu apa dampaknya dari  kekecewaan dan kekesalan ini, remaja ini dapat berbuat sesuatu yang umumnya negatif. Dan konsekuensi dari perbuatan negatif bervariasi,  dari yang tidak ada sampai ke fatal.

Bagaimana kalau seorang dewasa yang persiapan administrasi kurang  dan penguasaan materi juga kurang,  dan merasa sudah saatnya untuk mengajukan usulan kepada organisasi, kantor atau keluarganya yang akhirnya ditolak karena tidak sesuai dengan prosedur, anggaran rumah tangga, peraturan kantor, peraturan pemerintah atau tata cara keluarga. Pasti orang ini kecewa, sedih bahkan bisa marah sehingga melampiaskan kekecewaan dan kemarahan itu, misalnya emosial (a.l. depresi, kalut pikirannya) sehingga tidak terkendali perkataannya, tingkah laku agak terlihat tidak normal, juga bisa berdampak fatal, dll.

Seorang dalam keadaan emosional, tidak terkendali perkataan, tingkah laku agak tidak normal,  dapat terlihat pada mukanya misalnya mata melotot, tarikan otot mukanya agak  lain dari biasanya, perkataannya tidak fokus, dll. Seorang yang mengalaminya akan cendrung melakukan tindakan yang negatif. Karena pada saat emosi sedang bekerja di otaknya maka pikiran terfokus pada tindakan atau timbul secara refleksi apa yang akan diperbuat sehubungan dengan emosional itu dan dampaknya bervariasi bahkan bisa fatal,  jadi yang bersifat baik atau positif dalam otaknya sudah tertutup. Bila orang yang sudah berada pada tahap ini maka dosa sedang mengintip dan menggoda (lihat, Kej4:7).

Mungkin ada yang mengatakan bahwa contoh diatas adalah hanya relatif.   Contoh yang lain adalah   sewaktu santai pun dosa dapat mengintip dan menggoda. Seperti yang diuraiakan dalam Kitab Suci, sewaktu kerajaan Daud sudah tertata atau secara relatif baik misalnya  keamanan meningkat karena di karuniakan Tuhan (lihat 1 Sam7:1) dan juga rakyat senang. Seperti biasa, diawal tahun para jenderal dan tentaranya pergi berperang, dan kebetulan raja Daud tidak memimpin tentaranya dalam peperangan itu tapi tinggal di Yerusalem (2Sam11:1), jadi seolah-olah beristirahat dan santai, kebetulan pada suatu sore hari itu raja Daud bangun dari tempat pembaringannya lalu berjalan-jalan diatas soto istana (2Sam11:2) dan kebetulan melihat seorang wanita sedang mandi, sehingga berkelanjutan dan raja Daud membuat dosa dan ini adalah jahat dimata Tuhan (2Sam11:27). Masalah perbuatan Daud ini berdampak tidak menyenangkan pada keturunannya (2Sam12:10-12) walaupun dosa Daud diampuni Tuhan.

Jadi sewaktu Daud tidak ikut berperang dan tetap tinggal di Yerusalem dan bangun dari pembaringannya dan jalan-jalan di soto istana dan secara kebetulan melihat seorang wanita sedang mandi sehingga ingin dimilikinya wanita itu yang adalah istri seorang prajuritnya. Sehingga Daud membuat dosa.

Jadi umumnya orang yang sedang santai dan menikmati keberhasilannya bisa juga mengalami godaan sehingga dosa menguasainya. Seandainya Daud pimpin tentara di peperangan, maka dia pasti sibuk berhadapan melawan musuh dan tujuan utama adalah kemenangan dalam peperangan, tidak ada kesempatan sama sekali untuk berpikir atau melihat yang aneh-aneh itu.

Umumnya, kalau siapa saja yang sibuk berusaha mencapai tujuannya maka konsentrasi penuh harus dicurahkan dan ter-fokus, sehingga pengganggu berupa negatif lainnya dapat diabaikan.  Atau selalu minta Tuhan menyertai kita dalam setiap langkah dan bersender kepadaNYA.
Jadi dosa terus menerus mengintai dan menggoda kepada siapa saja, baik dia rakyat jelata atau seorang raja atau presiden, tanpa pandang waktu dan tempat,  tapi dengan berdoa kepadaNYA maka kita tetap dilindungi.

Selasa, 11 Januari 2011

Pikiran positif apa yang bisa disumbangkan kepada negara karena masih ada "Kenapa harus atau senang korupsi".

Kepada semua tema-teman yang ingin Indonesia bersih dari korupsi.

Saya bertanya-tanya kenapa sih banyak orang harus atau senang korupsi.

Sebelum saya menguraikan harus atau senang korupsi, sebaiknya saya kemukakan apa yang saya dengar di berbagai TV dalam negeri mengenai keadaan ekonomi. Pendapatan bruto nasional (atau Gross National Product singkatan GDP) Indonesia meningkat untuk thn 2010. Jadi bangga juga. Kita juga mengetahui bahwa hanya segelintir orang Indonesia yang menikmati kenaikan GDP. Bahkan Metro TV pada siaran pagi (2 hari lalu), mengatakan ada sekitar 100 juta orang Indonesia yang berpendapatan 1 dollar AS sehari dan 40 juta orang berpendapatan 2 dollar AS sehari. Umumnya, golongan ini berpendapatan atau gaji atau uang yang diperoleh sewaktu bekerja sebagai karyawan tidak cukup atau sangat terbatas untuk beli makanan, keperluan anak sekolah, pengobatan, pakaian, sewa rumah,  apalagi mau nabung untuk hari tua, jelas tidak mungkin.

Untuk golongan ini, memperoleh gaji untuk keluarga dan kepastian mempunyai uang layak untuk hidup tidak ada jaminan jangka panjang, apakah ini penyebabnya ?  Atau siapa takut, mumpung ada kesempatan yang mendukung, kenapa tidak berbuat.  Apakah negara kita seperti ini ?

Kenyataan bahwa harga cabe melambung sampai R118.000 di salah satu super market di Jakarta, dipasar Rp90.000 lebih. Demikian juga ada hasil-hasil agrikultur lainnya yang harganya juga melambung. Harga-harga kebutuhan bahan pokok juga naik.

Bagaimana yang hidup serba kekurangan, jalan keluarnya harus cari kerja sampingan tapi apakah ada pekerjaan lain ? Jadi bagaimana dong untuk hidup, kalau ngga ada kerjaan sampingan (kalau di Luar Negeri bisa double job, disini ngga ada) , mau kerja tapi tidak ada pekerjaan. Bagaimana kalau saat itu ada beban  mental dan moral misalnya anak sakit, dll. Apa yang akan diperbuat ? Kemana rakyat harus minta pertanggungan jawab atau pertolongan, kalau tidak ada apakah harusa berbuat diluar etika ?....?
Dilain pihak ada seorang Gayus Tambunan memperoleh uang dengan cara yang tidak halal, sebetulnya uang untuk bayar pajak tapi..............pasti banyak yang tersangkut dan sistemik sehingga masih sulit untuk diberantas. Jadi rakyat jelata (semua orang punya perasaan, rasa adil, rasa jujur, ingin hidup layak) memperhatikan kejadian itu semua, yaitu melalui TV atau koran atau dengar dari percakapan. Apakah rakyat jelata atau siapa saja yang bermoral merasa bahwa keadilan kurang diperhatikan oleh Pemerintah. Bahkan ada yang merasa iri hati, atau kalau yang salah dibela maka saya yang tidak berbuat apa-apa diperhatikankah oleh pemerintah ?...... sepertinya kurang.

Bagaimana kalau rakyat yang keadaan ekonominya berlebihan tetapi berbuat serong a.l. korupsi.
Jadi berarti korupsi dilaklukan untuk lebih menikmati hidup, menikmati secara pribadi atau bersama keluarga atau korporasi atau kenikmatan lainnya atau tujuan khusus lainnya. Sebetulnya  uang korupsi itu adalah  hak rakyat untuk program pembangunan yaitu kepentingan rakyat, jadi kalau diboroskan secara sengaja oleh seseorang, atau pejabat atau siapa saja, maka rakyat yang dirugikan dan yang sangat merasa adalah rakyat jelata dan yang kurang mampu. Kasihan rakyat.

Teman-teman dan siapa saja yang masih menginginkan Indonesia yang bersih dan kemajuan  maka kami mohon usulannya secara positif untuk menguntungkan rakyat. Indonesia sudah berbudaya cukup tinggi, lihat saja Majapahit, ada candi Borobudur, dll. Maka jangan ikut-ikutan cara penyelesaiannya, (contoh kalau Jepang, yang membuat salah mengadakan harakiri, kalau di USA yang berbuat salah misalnya Nixon mengundurkan diri, Cina dihukum gantung atau tembak, di Eropa.....dll, tapi Presiden Soeharto mengundurkan diri ). Usulan sederhana yang positif saja yaitu:
1 Satu niat, supaya rakyat dan pejabat pemerintah bersatu padu, saling mendukung, saling tukar informasi antara instansi, perorangan, organisasi, untuk berantas korupsi.
2 Yang melakukan korupsi sjupaya mengaku.
3 Yang melakukan korupsi supaya menyerahkan harta karena korupsi ke pemerintah
4 Yang melakukan korupsi di ampuni.
5 Tingkatkan budi pekerti, misalnya ada rasa malu, harga diri
6 Carilah dan tingkatkan  kebenaran, kejujuran sejati.
7 Yang melakukan korupsi sejak rekonsiliasi akan dihukum seberat-beratnya (tinggal pilih contohnya dari negara-negara yang melakukan, atau cara lain karena  kita kan sudah berbudaya cukup tinggi).

Bagaimana pendapat teman teman,  setuju ngga.........! 

Minggu, 02 Januari 2011

Pikir positif.

"Pikir Positif" adalah mengajak siapa saja supaya berpikir dan melakukan sesuatu yang baik, berdampak membangun yang menguntungkan  masyarakat, sama halnya bila menghadapi masalah selesaikan secara positif.

Bila saya seorang diri, menghadapai masalah maka berpikirlah secara positif untuk menyelesaikannya. Tapi bagaimana kalau sekelompok orang atau masyarakat yang menghadapi, maka sudah tentu harus ada sepikiran dan kesatuan atau bersatu. Maka masalah itu dapat mudah diselesaikan menurut aturan yang sudah ada.

Sebagai contoh yang sederhana yaitu, alangkah baiknya bila rakyat dan pemerintah bersatu padu memberantas korupsi sehingga Indonesia bisa bersih dari korupsi dan kecurangan lainnya, sehingga dapat memajukan kesejahteraan rakyat. Masalah korupsi yang sedang hangat adalah masalah pajak yang mana Gayus siperan utama, dan lain lain....akan bersambung....