Minggu, 26 Mei 2024

Kebenaran untuk kehidupan

 

Pendahuluan

Sejak dahulu sebagian orang telah mengetahui adanya kebenaran yang bersifat abstrak selain itu susah untuk  menjelaskannya namun secara naluri mereka selalu berusaha mencari kemurnian dari kebenaran dan bekerja keras untuk dapat meningkatkan mutu penghidupannya walaupun mengalami kesulitan, berbagai rintangan maupun dari pihak tertentu dan juga dari dirinya sendiri.

 

Materi yang dibahas {sesuai topik}       

Naluri setiap orang adalah selalu berusaha mencari kebenaran, karenanya mereka berusaha bertingkah laku lebih baik berdasarkan Hukum Sepuluh Perintah Allah (Kel.20:1-17) dalam kehidupannya, misalnya; meningkatkan iman yang benar, kerja keras dan perbuatan positif lainnya untuk mewujudkan cita-citanya agar memperoleh penghidupan yang lebih layak dan nyaman untuk pribadinya, keluarganya dan generasi bangsanya..

 

A.    Pengertian kebenaran menurut:

a.       Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online 4 Feb 2024, kebenaran mencakup:

*Kelurusan hati , *kejujuran,  *tidak seorang pun menyangsikan kebenaran hatinya. *Keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.

b.      Menurut kamus Alkitab (A Dictionary of the Bible oleh Browing WRF), diterjemahkan oleh Liem Khiem Yang, ISBN 9759793937, cet-5 thn 2010, hal 179 kolom 2 alinea ke-3. Kebenaran  dalam Alkitab mencakup antara lain:

*Hukum yang terutama adalah Hukum Kasih (Mat 22:37-39)         

*Kebenaran etis dengan melakukan kehendak Allah (Mat 5:6,10)

            *Sama sekali sesuai dengan kehendak Allah  (1Yoh2:1)

            *Iman dan perbuatan terefleksi dalam perilaku (Rm 3:21-26)

       c.  Merriam-Webuster’s Collegiate Dictionary 11th edition ISBN 978-0-87779-814-9,  

            halaman 1073. Righteous atau Kebenaran, artinya:

* Acting  in accord with devine or moral law

* Morally right or justifiable

      d.  Menurut Aristoteles kebenaran ialah sesuatu yang dipikirkan atau kebenarannya dapat

           yang dikenal dengan menggunakan logika

                                      

B.     Kendala melakukan kebenaran dan mengatasinya

Banyak  kendala yang menghalangi orang berbuat kebenaran sesuai peraturannya. Setiap orang menyadari bahwa melakukan kebenaran adalah sesuatu yang penting untuk meningkatkan mutu kehidupan  karenanya harus berusaha untuk memperolehnya. Walaupun  ada keinginan yang kuat dan konsisten untuk  mengaplikasikan serta melaksanakan peraturan-peraturan yang ada namun sulit menghindari berbagai godaan, antara lain:

a.  Pengaruh dari lingkungan buruk yang berbeda-beda karena; dasar ajaran yang negatif, pengalaman yang negatif, tingkat pendidikan yang lemah, motivasi, pergaulannya. (Untuk tidak terjerumus maka pilihlah lingkungan yang positif yang bersifat membangun). 

b.  Pengaruh dari dalam tubuh. Ada semacam hukum terdapat dalam setiap anggota tubuh yang melawan hukum akal budi (Rm.7:23), perlawanan ini akan menjadi-jadi bila terlalu percaya diri, ego yang tinggi, mengejar kehormatan dan yang sejenis, sehingga kadang-kadang lupa akan kehadiran Roh Kudus yang mungkin berdiam dalam dirinya (Yoh.14:17). Lalu terakumulasi dosamu yang akibatnya melakukan perbuatan fatal. (Namun semua hukum yang melawan akal budi ini dapat di kalahkan bila Anda percaya dan bertekun dalam ajaran Kasih dari Yesus (Rm.7:24-25).)

 

C.    Bagaimana memperoleh kebenaran                                                                                     

Setiap ayah ibu telah mengajari kebenaran kepada semua anak-anaknya sejak masih bayi  hingga dewasa atau keluar rumah, karenanya setiap orang telah mengalami proses praktek kebenaran, sebetulnya praktek dan ajaran tersebut adalah butir-butir kasih yang murni yang terdapat dalam Alkitab, 1Korintus 13:4-8, demikian pun yang seharusnya diajarkan antara lain di sekolah, lalu anak-anak tersebut akan mengaplikasi ajaran itu dalam pergaulannya. Ajaran  kasih itu tidak susah yang penting ada kemauan untuk taat dan lakukan. Butir-butir  kasih berinduk pada hukum Kasih(Mat23:37-40) .

 

D.    Kebenaran dalam kehidupan

Dalam kehidupan salah satu prioritas utama dari orangtua atau ayah ibumu adalah mendidik anaknya untuk mengenal kebenaran yaitu memahami dan melaksanakan hukum kasih. Karenanya setiap orang  menyadari bahwa selama kehidupannya, pikirannya harus dilandasi pada kebenaran yang dapat diterima oleh akal budi serta hatinya, demikian pun perbuatannya harus sejalan (Jak.2:17).

Namun pada kenyataannya dalam kehidupan semua kebenaran itu atau semua aturan tersebut sulit dilaksanakan karena akal budi dan hati dari para pelaksana telah di selimuti atau dominasi (2Kor.3:14) oleh dosa, karena; ego yang tinggi, keras hati, sombong dan hanya ingat memperkaya diri sendiri walaupun harus korupsi yang menderitakan rakyat.

Kebenaran dalam kehidupan akan berkurang nilainya dari100% bila pelaksananya tidak melakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam aturan tersebut, misalnya melakukan perbuatan tercela sekitar aturan tersebut. Atau menyogok, menipu  dan lain-lain. Kebenaran tersebut dapat juga diukur dengan cara tertentu, antara lain secara persentase. Misalnya berupa hasil dari perbandingan antara garis a dan b yang dijelaskan dibawa ini:  

a-menghasilkan dari mengaplikasikan serta melaksanakan sebagian dari ayat-ayat dalam

   suatu aturan sewaktu menyelesaikan suatu kasus atau masalah, dibandingkan dengan,

b-ayat-ayat yang terdapat dalam aturan tersebut.

Hasil dari perbandingan antara garis a dan b akan ada selisih, (bila a dan b adalah dua garis  maka kedua garis itu tidak akan  berimpit tapi ada jaraknya. Penjelasan di topik berikut) perbedaannya dapat di evaluasi lebih mendalam apa penyebab jarak itu. Perbedaan jarak ini dapat di katakan bahwa secara kualitatif kebenaran tidak ditegakkan sesuai hukum yang berlaku. 

Karenanya ada selisih atau perbedaan sewaktu mengaplikasikan serta melaksanakan peraturan dengan ayat-ayat peraturan tersebut terhadap suatu masalah, misalnya kebenarannya 90 % atau 25% atau 60% atau 45%.

Sehingga dapat di interpretasikan, bahwa: angka 90%, berarti proses aplikasinya dan pelaksanaannya adalah 90% benar sesuai ayat-ayat aturan tersebut, yang 10%  tidak sesuai dengan beberapa ayat dalam aturan tersebut, atau:

              kebenarannya hanya           : 90%, 25%, 60% atau 45% dan seterusnya.

              yang tidak sesuai aturan     : 10%, 75%, 40% atau 55% dan seterusnya.

 

Contoh:

Istilah kebenaran sering terdengar dimana-mana, misalnya hasil putusan dari pengadilan negeri dirasakan oleh pemohon atau termohon tidak adil karena proses di pengadilan negeri, hingga putusannya tidak sesuai ayat-ayat dalam peraturan tersebut, sebab prosesnya seperti penjelasan di butir a dan b di atas.

Dampak dari butir a dan b di atas, dapat mengakibatkan seseorang yang dirugikan akan  mengalami: rugi materi, tekanan batin, depresi, putus asa, timbil kebencian, bahkan mencari alasan untuk mengadakan pembalasan.

 

Penutup

Secara sederhana untuk mengenal kebenaran yang bersifat abstrak dan sulit dapat diketahui atau dinilai seberapa dalam suatu hukum diterapkan sewaktu menyelesaikan suatu masalah atau seberapa besar keinginan kita untuk menyelesaikan suatu masalah berdasarkan hukum yang ada dibandingkan dengan peraturan tersebut..

 

Terima kasih Anda telah meluangkan waktu membaca tulisan ini mohon sharing bila berkenan.

 

Penuliseddywarbung