Pendahuluan
Materi yang dibahas {sesuai topik}
Naluri setiap orang adalah selalu berusaha mencari kebenaran,
karenanya mereka berusaha bertingkah laku lebih baik berdasarkan Hukum Sepuluh
Perintah Allah (Kel.20:1-17) dalam kehidupannya, misalnya; meningkatkan iman yang
benar, kerja keras dan perbuatan positif lainnya untuk mewujudkan cita-citanya agar
memperoleh penghidupan yang lebih layak dan nyaman untuk pribadinya,
keluarganya dan generasi bangsanya..
A.
Pengertian
kebenaran menurut:
a.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online 4 Feb 2024, kebenaran mencakup:
*Kelurusan hati , *kejujuran, *tidak seorang pun menyangsikan kebenaran
hatinya. *Keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.
b.
Menurut
kamus Alkitab (A Dictionary of the Bible oleh Browing WRF), diterjemahkan oleh
Liem Khiem Yang, ISBN 9759793937, cet-5 thn 2010, hal 179 kolom 2 alinea ke-3.
Kebenaran dalam Alkitab mencakup antara
lain:
*Hukum yang terutama adalah Hukum Kasih (Mat 22:37-39)
*Kebenaran etis dengan melakukan kehendak Allah (Mat 5:6,10)
*Sama
sekali sesuai dengan kehendak Allah (1Yoh2:1)
*Iman
dan perbuatan terefleksi dalam perilaku (Rm 3:21-26)
c. Merriam-Webuster’s Collegiate Dictionary
11th edition ISBN 978-0-87779-814-9,
halaman
1073. Righteous atau Kebenaran, artinya:
* Acting in accord
with devine or moral law
* Morally right or justifiable
d. Menurut Aristoteles kebenaran ialah sesuatu
yang dipikirkan atau kebenarannya dapat
yang
dikenal dengan menggunakan logika
B.
Kendala
melakukan kebenaran dan mengatasinya
Banyak kendala
yang menghalangi orang berbuat kebenaran sesuai peraturannya. Setiap orang
menyadari bahwa melakukan kebenaran adalah sesuatu yang penting untuk
meningkatkan mutu kehidupan karenanya harus
berusaha untuk memperolehnya. Walaupun ada keinginan yang kuat dan konsisten untuk mengaplikasikan serta melaksanakan
peraturan-peraturan yang ada namun sulit menghindari berbagai godaan, antara
lain:
a. Pengaruh dari
lingkungan buruk yang berbeda-beda karena; dasar ajaran yang negatif, pengalaman yang negatif, tingkat pendidikan
yang lemah, motivasi, pergaulannya. (Untuk tidak terjerumus maka pilihlah
lingkungan yang positif yang bersifat membangun).
b. Pengaruh dari
dalam tubuh. Ada semacam hukum terdapat
dalam setiap anggota tubuh yang melawan hukum akal budi (Rm.7:23), perlawanan
ini akan menjadi-jadi bila terlalu percaya diri, ego yang tinggi, mengejar
kehormatan dan yang sejenis, sehingga kadang-kadang lupa akan kehadiran Roh
Kudus yang mungkin berdiam dalam dirinya (Yoh.14:17). Lalu terakumulasi dosamu yang akibatnya melakukan
perbuatan fatal. (Namun semua hukum yang melawan akal budi ini dapat di
kalahkan bila Anda percaya dan bertekun dalam ajaran Kasih dari Yesus (Rm.7:24-25).)
C.
Bagaimana
memperoleh kebenaran
Setiap ayah ibu telah mengajari kebenaran kepada semua
anak-anaknya sejak masih bayi hingga
dewasa atau keluar rumah, karenanya setiap orang telah mengalami proses praktek
kebenaran, sebetulnya praktek dan ajaran tersebut adalah butir-butir kasih yang
murni yang terdapat dalam Alkitab, 1Korintus 13:4-8, demikian pun yang
seharusnya diajarkan antara lain di sekolah, lalu anak-anak tersebut akan
mengaplikasi ajaran itu dalam pergaulannya. Ajaran kasih itu tidak susah yang penting ada kemauan
untuk taat dan lakukan. Butir-butir kasih berinduk pada hukum Kasih(Mat23:37-40) .
D.
Kebenaran
dalam kehidupan
Dalam kehidupan salah satu prioritas utama dari orangtua
atau ayah ibumu adalah mendidik anaknya untuk mengenal kebenaran yaitu
memahami dan melaksanakan hukum kasih. Karenanya setiap orang menyadari bahwa selama kehidupannya,
pikirannya harus dilandasi pada kebenaran yang dapat diterima oleh akal budi
serta hatinya, demikian pun perbuatannya harus sejalan (Jak.2:17).
Namun pada kenyataannya dalam kehidupan semua kebenaran
itu atau semua aturan tersebut sulit dilaksanakan karena akal budi dan hati
dari para pelaksana telah di selimuti atau dominasi (2Kor.3:14) oleh dosa, karena; ego yang tinggi, keras hati, sombong
dan hanya ingat memperkaya diri sendiri walaupun harus korupsi yang menderitakan
rakyat.
Kebenaran dalam kehidupan akan berkurang nilainya dari100%
bila pelaksananya tidak melakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam aturan tersebut, misalnya melakukan perbuatan tercela sekitar
aturan tersebut. Atau menyogok, menipu dan lain-lain. Kebenaran tersebut dapat juga diukur
dengan cara tertentu, antara lain secara persentase. Misalnya berupa hasil dari
perbandingan antara garis a dan b yang dijelaskan dibawa ini:
a-menghasilkan dari mengaplikasikan serta melaksanakan sebagian
dari ayat-ayat dalam
suatu aturan sewaktu menyelesaikan
suatu kasus atau masalah, dibandingkan dengan,
b-ayat-ayat yang terdapat dalam aturan tersebut.
Hasil dari perbandingan antara garis a dan b
akan ada selisih, (bila a dan b adalah dua garis maka kedua garis itu tidak akan berimpit tapi ada jaraknya. Penjelasan di topik berikut) perbedaannya
dapat di evaluasi lebih mendalam apa penyebab jarak itu. Perbedaan jarak ini
dapat di katakan bahwa secara kualitatif kebenaran tidak ditegakkan sesuai
hukum yang berlaku.
Karenanya ada selisih atau perbedaan sewaktu
mengaplikasikan serta melaksanakan peraturan dengan ayat-ayat peraturan
tersebut terhadap suatu masalah, misalnya
kebenarannya 90 % atau 25% atau 60% atau 45%.
Sehingga dapat di interpretasikan, bahwa: angka 90%,
berarti proses aplikasinya dan pelaksanaannya adalah 90% benar sesuai ayat-ayat
aturan tersebut, yang 10% tidak sesuai
dengan beberapa ayat dalam aturan tersebut, atau:
kebenarannya hanya : 90%, 25%, 60% atau 45% dan
seterusnya.
yang
tidak sesuai aturan : 10%, 75%, 40%
atau 55% dan seterusnya.
Contoh:
Istilah kebenaran sering terdengar dimana-mana, misalnya
hasil putusan dari pengadilan negeri dirasakan oleh pemohon atau termohon tidak
adil karena proses di pengadilan negeri, hingga putusannya tidak sesuai
ayat-ayat dalam peraturan tersebut, sebab prosesnya seperti penjelasan di butir
a dan b di atas.
Dampak dari butir a dan b di atas, dapat
mengakibatkan seseorang yang dirugikan akan mengalami: rugi materi, tekanan batin,
depresi, putus asa, timbil kebencian, bahkan mencari alasan untuk mengadakan
pembalasan.
Penutup
Secara sederhana untuk mengenal kebenaran yang bersifat
abstrak dan sulit dapat diketahui atau dinilai seberapa dalam suatu hukum diterapkan
sewaktu menyelesaikan suatu masalah atau seberapa besar keinginan kita untuk menyelesaikan
suatu masalah berdasarkan hukum yang ada dibandingkan dengan peraturan
tersebut..
Terima kasih Anda telah meluangkan waktu membaca tulisan
ini mohon sharing bila berkenan.
Penuliseddywarbung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar