Pendahuluan
Perkataan Tuhan
atau Tuhan berfirman: beranak cuculah manusia (Kej.1:28) untuk
memenuhi bumi dan memeliharanya (Kej.2:15) sambil menguasai semua jenis hewan yang berada di situ.
Ternyata selang beberapa waktu mereka mulai tidak
taat pada peraturan yang diberikan Tuhan kepadanya, walaupun mereka telah
menerima aturan tersebut. Malahan terpengaruh godaan iblis sehingga menimbulkan
niat buruk, lalu meninggalkan peraturanNya sehingga berbuat dosa. Itulah
sebabnya antara lain bahwa ketaatan
sangat penting dalam pendidikan kebenaran dan bimbingan untuk menghadapi kehidupan
di dunia ini.
1. Materi yang dibahas (sesuai topik)
1a Ketaatan
selalu mengiringi kebenaran serta aplikasinya
Dalam kehidupan, maka ketaatan sangat diperlukan bagi manusia, terutama yang menyangkut
kebenaran (1Kor.13:6)
sebab itu merupakan bagian dari hukum Tuhan, yaitu hukum yang
terutama dan pertama, yang disebut Hukum Kasih, uraiannya lihat dalam Alkitab (Mat.22:37-40, Yoh.14:6).
Seiring untuk memperoleh peningkatan kebenaran dan bimbingan maka harus disertai
ketaatan, sehingga dapat mengubah kehidupan yang lebih baik, namun semuanya itu
harus ada usaha yang tekun dan kerja keras,
yang mencakup:
a. Berusaha
memperoleh peningkatan akal budi sesuai kebenaran terhadap hal yang khusus dan
yang umum.
b. Melakukan
perbuatan sesuai akal budi yang benar terhadap yang khusus dan yang umum.
c. Pertahankan
ketaatan yang selalu mengiringi pertumbuhan kualitas a) dan b) di atas.
Penguasaan butir a) dan b)
dan c) sangat diperlukan untuk mengaplikasikannya
terhadap
suatu masalah yang Anda dihadapi dalam
kehidupan, sehingga lambat laun perasaan
tanggung
jawab akan tumbuh, bahkan mungkin menjiwainya sehingga penyelesaiannya dan
hasilnya
akan lebih baik.
1b Pendidikan
yang di arahkan untuk tujuan tertentu
Pendidikan dapat juga diarahkan dengan menyisipkan
kata-kata atau kalimat yang dapat membangkitkan emosi tertentu untuk
berbagai tujuan dan pelaksananya diharapkan anak didiknya atau para murid terutama
mereka yang tidak berpendirian teguh, sehingga rela berkorban bahkan mati pun
mereka bersedia, misalnya: bakar gereja, jadi bom bunuh diri, dan lain-lain, sebab
ada imbalan menggiurkan yang menunggu mereka setelah kematiannya.
Penyisipan
yang bersifat hasutan dengan maksud negatif dapat terjadi karena ketaatan
mereka
dikalahkan
oleh motivasi tertentu demi keuntungan diri sendiri atau golongan sehingga nilai
kebenaran yang berada dalam hati nurani dan akal budinya (Ibr.8:10) melemah
lalu dilanggarnya melalui perbuatan yang adalah bertentangan dengan kebenaran.
1c
Bertentangan dengan kebenaran
Seperti yang
dijelaskan di atas mengenai sisipan, maka pertentangan ini akan menimbulkan gejolak
dalam hati nurani dan akal budi setiap orang karena sudah tidak sejalan dengan
alur-alur kebenaran, sehingga memperlambat seseorang membuat keputusan yang
akurat dan atau kemungkinan besar akan terjadi bias dalam pelaksanaannya. Yang
dapat mengakibatkan penderitaan dan atau kerugian besar.
Pengarahan tersebut
dengan cara menyisipkan kata-kata atau kalimat yang dapat membangkitkan
emosi tertentu adalah akibat tingkat ketaatan terhadap kebenaran sudah rendah,
sehingga kurang dapat mengendalikan diri, misalnya:
cepat marah, benci, dendam, berlaku kasar, balas dendam, tidak mau mengalah, dan
lain-lain. Pengarahan dan penyisipan tersebut adalah suatu penyimpangan dari
kebenaran yang berada di dalam hati nurani dan akal budi setiap orang(Ibr.8:10),
sehingga melalui tingkah lakunya terpancar nilai perbuatan yang bersifat negatifnya
dan bisa juga berbarengan dengan perkataan yang kasar dan tidak wajar, karena:
a. Menyimpang
dari kebenaran, dan diharapkan para muridnya akan bertindak tidak jujur
terhadap; lingkungannya, kawan-kawan
atau siapa saja, agar terjadi bentrok antara para muridnya dengan
temannya yang di luar lingkungannya.
b. Menimbulkan
salah pengertian sehingga mereka saling; menjauhi atau terjadi pemisahan,
permusuhan, benci, karena; beda ajaran, agama, prinsip, dan lain-lain.
c. Dapat
menimbulkan kebencian, kekerasan dan tinggi hati, tidak objektif, pertengkaran.
d. Membuat
keputusan tidak murni, lambat dan sering bias, sehingga hasilnya buruk.
Contoh:
Seorang kakek bertemu dengan seorang anak kecil setingkat
cucunya setelah 3 tahun berlalu, namun sewaktu cucu yang berumur 9 tahun
tersebut bertemu kakek tersebut di suatu pesta ulang tahun, dia langsung memanggilnya
dan seperti biasa mulai bercanda seperti dulu dan mengajukan beberapa lelucon
dan tebakan-tebakan kepada kakek itu, bila salah menjawab maka cucu tersebut
ketawa lebar-lebar sambil memberitahukan jawabannya. Kelihatannya mereka sangat
dekat dan akrab. Namun secara tiba-tiba cucu tersebut bertanya: kakek agamanya Kristen
ya, kakek mengangguk sambil menjawab iya benar. Maka seketika itu juga cucu tersebut mengambil
selendangnya yang dipegang kakek, lalu pergi meninggalkannya.
2. Kebenaran adalah dasar dalam pendidikan.
2a. Proses
berlogika sesuai nilai kebenaran
Ketaatan mendidik dan membina orang
berdasarkan kebenaran yang murni secara
berulang-ulang, agar mereka dapat memperoleh
dan menguasai landasan utama yang
kokoh dalam pengajaran, yang mencakup:
a-- kebenaran materi dan bimbingan
dalam proses pengajaran harus masuk akal,
saling mendukung, sesuai kebenaran hukum yang
terutama dan pertama.
b-- selama berproses butir--a dan
penguasaannya maka ketaatan selalu mengiringinya.
Sehingga sistematis berlogika yang
mengandung nilai-nilai kebenaran akan terbentuk
secara harmonis dan sejalan dalam otaknya.
2b. Proses berlogika mengalami kelambatan
Tapi
kenyataannya ada orang-orang tertentu yang menyisipkan ajaran tertentu
yang bersifat subjektif dan bahkan
negatif di antara ajaran kebenaran karena ketaatannya rendah. Penyisipan ini
akan memperlambat harmonisasi dan arahan dalam otaknya untuk membuat keputusan
saat itu, apalagi kalau murid tersebut sedang mengalami stres, marah,
kebencian, depresi, merasa harga diri ditekan,
dan lain-lain, maka reaksinya tidak akan murni dan sering bias. Masalah
ini yang antara lain disebut, cara berlogikanya lambat serta bias, atau dikatakan
IQ rendah. .
Penutup
Berusaha
yang tekun dan kerja keras untuk memperoleh kebenaran (hukum yang terutama dan
pertama) yang diiringi dengan ketaatan, sehingga akan maksimal sewaktu
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan.
Terima
kasih Anda telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, mohon
tanggapan bila berkenan.
Penuliseddywarbung