Latar belakang
Tuhan menghendaki dari manusia untuk mengetahui hukum Taurat lalu menggunakannya untuk kepentingan bersama (atau berbuah) selama hidup dalam dunia ini?
Materi yang dibahas (sesuai topik),
1--Hukum Taurat untuk kepentingan manusia.
Tuhan Allah memberikan Hukum Taurat berupa sepuluh perintah Allah(Kel.20:1-17) yang merupakan sebagian dari hukum dasar kehidupan(Mat.22:40) untuk kepentingan kehidupan manusia sehingga bisa bermasyarakat lebih manusiawi antara sesama mereka maupun untuk individu, dan individu dengan Tuhan.
Sebetulnya, Hukum Taurat merupakan bagian dari keutuhan
hukum yang pertama dan yang terutama(Mat.22:38). Keutuhan dari hukum itu
adalah hukum Kasih, karena pada hukum kasih, terdapat:
a--Hukum Taurat yang
merupakan ajaran dasar untuk dimengerti lalu di hayati,
b--Semua perbuatan
atau kisah dari para rasul berdasarkan pada hukum Taurat(Mat.22:40), namun dikembangkannya.
Bila Anda memperhatikan butir 1a dan 1b, maka semua perbuatan dari para rasul atau pembawa berita sukacita sesudah Yesus bangkit, yang didasarkan pada ajaran hukum Taurat yang di perluas.
Atau dapat juga dikatakan bahwa hukum Taurat itu harus dimengerti dan di hayati, namun jangan hanya menghafal seperti yang tertulis di ayat tsb(Rm.7:6 bagian terakhir) tapi harus ada perbuatannya, bila tidak demikian maka pengertian itu tidak ada artinya. Itulah yang dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah nihil(Yak.2:22).
2--Mengetahui perintah Allah jangan hanya seperti yang tertulis.
Semua orang sebagai penganut ajaran Kristen mengetahui sehingga mengerti apa itu sepuluh perintah Allah seperti yang tertulis lalu menghafalnya(Rm.7:6), tapi belum tentu terefleksi dalam interaksi sehari-harinya. Misalnya apakah perintah itu tercermin dalam tingkah lakumu, perbuatanmu dan perkataanmu setiap saat, sewaktu berinteraksi dengan siapa saja?
Proaktif mencari apa penyebabnya kesalahan.
Seseorang melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum Taurat, perbuatan itu supaya di analisa secara seksama, dan carilah bukti-bukti dalam skenario terebut dan kenapa ayat itu yang dituduhkannya. Bukan langsung di dasarkan pada butir atau ayat yang tertulis di hukum Taurat.
Contoh:
Mengenai “jangan berzinah”(Kel.20:14).
Apakah seseorang mau berzinah? Karena, sejumlah ahli Taurat dan Farisi serta orang-orang dari yang mudah hingga yang tua datang menghadap Yesus, mereka membawa wanita yang tertangkap basah karena berbuat zinah(Yoh.8:1-11). Menurut hukum Taurat wanita ini akan di lempari batu hingga mati(Yoh.8:5). Setelah mereka mendesak Yesus, maka interaksi Yesus terhadap mereka (sudah tentu dalam konteks ini) adalah:
Siapa yang tidak berbuat dosa, maka dialah yang pertama melempari batu ke perempuan itu.
Istilah “tidak berbuat dosa” mungkin dapat di artikan bahwa, apakah ahli
Taurat dan petinggi Farisi tidak pernah berpartisipasi berbuat dosa
seperti yang dilakukan perempuan?. Karena perzinahan terjadi, bila
secara bersama-sama ada wanita dan pria melakukannya.
Karena bagaimana mungkin perzinahan dapat terjadi kalau tidak ada pria? Perzinahan
ini tidak mungkin terjadi sendirian.
Kegiatan atau proses perzinahan akan berlangsung kalau pria juga turut
aktif. Jadi pria berpartisipasi sehingga bersama-sama dengan wanita melakukan perzinahan,
karenanya pria harus juga dilempari batu !!
Namun yang dihadapkan kepada Yesus hanya seorang wanita, mana prianya??
3—Berbuah
Berbuah dari sudut pandang suatu ayat “jangan berfirman” adalah mengembangkan untuk mencari kebenaran dan keadilan. Dan “berbuah” dari satu firman, misalnya: jangan berzinah(Kel.20:14), yaitu: Harus ditinjau dari semua aspek dan saat terjadinya apa motivasinya. Jadi jangan ditinjau secara subjektif dan memberatkan seseorang atas perbuatannya. Jadi harus ada bukti dan juga pengakuan dari para saksi.
Karenanya Istilah “jangan berzinah” yang tertera di hukum tersebut, belum tentu dapat langsung di kenakan atau dituduh 100% kesalahan kepada perempuan itu, karena telah tertangkap basah dia berbuat zinah. Tapi harus cari tahu apa alasan dia berbuat zinah dan apa buktinya dan siapa pasangan berzinah.
Pengertian dari ayat tersebut harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
jadi penilaian yang objektif, harus
jujur dan adil. Yesus tidak mengatakan perempuan itu benar, bahkan dia telah
berbuat dosa. Namun kenapa pasangan pria itu yang turut berbuat zinah tidak di
seret bersama wanita itu untuk dilempari batu.
Mana mungkin perzinahan akan terjadi kalau hanya perempuan seorang diri?
Harus ada prianya, sehingga dapat disebut berzinah. Jadi pria itu juga harus
dilempari batu.
Karena bukti tidak lengkap dan
proses analisanya “jangan berzinah” juga tidak lengkap maka hukuman tersebut
batal.
Dan proses ini mempermalukan para ahli Taurat dan Farisi serta orang-orang
lainnya.
Banyak contoh terdapat dalam Alkitab, dan yang penting untuk Anda adalah bagaimana Anda berbuah dengan suatu ayat yang Anda senangi, misalnya: “jangan mencuri”. Maka cari tahulah apa sebab dia melakukannya, dst, dst, dst seperti contoh di atas. Maka itulah Anda akan berbuah dari ayat tersebut.
Penutup
Bila Anda telah benar mengerti terhadap suatu ayat dari hukum Taurat, maka berbuahlah seperti contoh yang dijelaskan di atas.
PenulisEddyWarbung
R e f e r e n s i
(Rm.7:4)
(Kel.20:1-17)
(Mat.22:40)
(Mat.22:38)
(Rm.7:6 bagian terakhir)
(Yak.2:22)
(Rm.7:6),
(Kel.20:14).
(Yoh.8:1-11)
(Yoh.8:5)
(Kel.20:14)