Senin, 14 April 2025

Dalam bidang hukum Akal dan Budi saling mengisi yang merupakan bagian kecil dari firman Tuhan

 


                                               

Pendahuluan

Pengertian Akal dan Budi sangat luas yang mencakup seluruh kegiatan dari kehidupan manusia namun yang di uraikan dalam artikel ini adalah menggunakan akal dan budi untuk bidang hukum yang dibuat oleh manusia, berlaku untuk menyelesaikan suatu kasus secara benar. Akal dan atau Budi akan sangat berperan untuk menyetujui melanjutkan atau tidak dalam menyelesaikan suatu kasus, bila disetujui maka langkah selanjutnya akan di lakukan oleh kehadiranmu.

Bisanya akal yang mendominasi dalam penyelesaian suatu kasus sehingga hasilnya bersifat rasional atau berdasarkan logika sesuai peraturan yang dibuat manusia ada, namun akal manusia dapat juga menyimpang dari peraturan yang ada, karena telah terkontaminasi kotoran berupa dosa yang telah menyelimuti akal. Sehingga melakukan berbagai jenis penyimpangan antara lain korupsi, penuhi nafsu ego negatifnya, dan yang sejenis (2Kor3:14)

Karenanya budi harus berperan setiap saat bila dalam proses penyelesaian kasus akan terjadi hal-hal menyimpang dari peraturan dan atau undang-undang yang merugikan terdakwa atau mendakwa, maka peranan budi berupa moral dan etika yang dapat mengoreksi untuk kembali ke peraturannya demi keadilan. Sehingga akal serta budi seperti koin yang bermuka dua. Sekarang ini sering ada putusan pengadilan yang diselesaikan secara akal namun kurang memperhatikan budinya,

 

Materi yang dibahas (sesuai topik)

Dalam setiap penyelesaian kasus:

Supaya Akal memproses aturan terkait kasus, secara benar dan tidak menyimpang

Supaya selalu Akal dan budi saling berperan dalam pengadilan.

 

Pembahasan

Materi yang dibahas dijelaskan dalam uraian dibawah ini.

Kapan Akal dan Budi digunakan

Secara sadar atau  tidak setiap orang menggunakan akal maupun budi terhadap semua jenis pekerjaan semasa hidupnya, namun derajat penggunaannya antara akal dan budi tergantung masalah yang dihadapi serta dalam kondisi yang bagaimana. Kapan digunakannya misalnya sewaktu mereka; bermain, melakukan pekerjaan, menyetir mobil, membantu orang, mengatasi kebakaran hutan, menyetir kapal yang menghadapi ombak besar, meneliti, pekerjaan di laboratorium, menyembuhkan orang, menjaga anak, mengurus negara, dalam pengadilan, niat mengadakan korupsi, dan lain-lain. Namun manusia juga kadang-kadang secara sengaja mengutamakan proses pekerjaan hanya berdasarkan akalnya dan merendahkan atau mengabaikan budi, atau derajat penggunaan akal jauh lebih tinggi dari budi. Sehingga proses adil tidaknya kurang diperhatikan untuk segi kemanusiaan. Karenanya budi harus berperan setiap saat bila dalam proses penyelesaian kasus mulai terjadi hal-hal menyimpang dari peraturan/undang-undang yang merugikan terdakwa atau mendakwa, maka peranan budi berupa moral dan etika yang dapat mengoreksi untuk kembali ke peraturannya demi keadilan. Sehingga akal serta budi seperti koin yang bermuka dua.

Sebetulnya Tuhan telah menaruh pijakan untuk hukumNya di dalam akal dan menuliskannya di hati setiap orang (Ibr.8:10), hukumNya sangat luas dan mendalam dibandingkan dengan hukum dan undang-undang buatan manusia. Pengertian hati lebih luas dari pada budi. Namun dalam pergaulan sehari-hari pemakaian budi saling bergantian dengan hati nurani

 

                                               

Apa itu Akal dan Budi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, sebagai berikut:

Akal adalah daya pikir.

      Akal selalu mempertimbangkan secara rasional dan logika terhadap suatu masalah,

      misalnya antara untung atau rugi, cepat atau lambat, mudah atau sulit, berisiko atau tidak

      dan sejenisnya.

Budi adalah perbuatan baik 

      Budi selalu mempertimbangkan masalah secara moral: baik atau buruk, manusiawi

      atau tidak, jujur atau menipu, adil atau curang, dan seterusnya.

 

Untuk apa akal serta budi (ditinjau dari mengaplikasikan peraturan)

Setiap orang menggunakan pikiran untuk; berkreasi, mengikuti aturan yang berlaku, proses pelaksanaan secara rasional, logis, tegas sesuai ayat-ayat yang tertulis. Karenanya diperlukan pendampingan agar sesuai manusiawi, yaitu budi.

Setiap orang mempunyai pikiran dan budi (budi merupakan bagian dari hati nurani). Istilah hati nurani terdapat dalam Alkitab, pengertiannya mencakup;

a.       Tuhan menyelidiki hati nurani setiap orang  (Rm.8:27).

b.      pada waktu malam hati nurani mengajari aku (Mzm.16:7).           

Sebetulnya Tuhan telah menaruh hukumNya di dalam akal dan menuliskannya di hati setiap orang (Ibr.8:10). Pengertian hati lebih luas dari pada budi. Namun dalam pergaulan sehari-hari pemakaian budi saling bergantian dengan hati nurani

 

 Peranan akal.

Manusia selalu menggunakan akal untuk melakukan sesuatu sesuai nalurinya berdasarkan  aturannya (undang-undang, peraturan pemerintah, dan yang sejenis) atau menentukan strateginya dan berkreasi.

Gunanya akal adalah sewaktu memproses suatu kasus yang bersifat pidana atau perdata maka akal harus selalu dilandaskan kepada aturan-aturan yang ada, misalnya: hukum pidana atau perdata atau hukum khusus lainnya. Bukan berusaha menyimpang dari aturan untuk mencari untung.  

 

Peranan budi

Peranan dan gunanya budi sebetulnya sejak akal memulai proses persidangan untuk penyelesaian suatu persoalan. Bila peranan akal mulai menyimpang maka dominasi budi mulai kelihatan dan terdengar, supaya proses akal terhadap suatu persoalan tetap sesuai dengan aturan yang ada, sehingga tidak akan menyimpang.  dikatakan adil. Karenanya peranan budi untuk menjaga agar objektivitas terjamin secara benar,  logis dan masuk akal. Bukan yang salah dibiarkan salah atau yang salah dibenarkan atau yang benar disalahkan.

 

Apa yang menjamin mutunya akal .

Dalam kehidupan masyarakat maka hukum yang mengatur tata tertib, cara bergaul, kelancaran perekonomian, ketertiban masyarakat, keamanan dan lain-lain. Namun harus juga disadari bahwa cara berproses akal sangat luas dalam hukum maupun dalam segala kehidupan kegiatan manusia, untuk melancarkan hal tersebut maka manusia membuat berbagai peraturan untuk mendukungnya namun apakah kualitasnya dapat menjamin ?. Jauh sebelumnya Tuhan telah menaruh hukumNya di dalam akal dan menuliskannya di hati setiap orang (Ibr.8:10). HukumNya adalah yang terutama dan yang pertama (Mat22.38) yang menjamin akal bertindak dan berproses secara benar. Hukum tersebut adalah :

a)      Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu (Mat.22:37),

b)      Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri (Mat.22:39)

 Seharusnya akal manusia telah dapat membedakan mana yang benar dan salah sewaktu memproses suatu penyelesaian kasus berdasarkan hukum yang terkait, namun semua manusia telah berdosa dan dosa tersebut menyelimuti akalnya sehingga proses penyelesaian suatu kasus tidak akan murni, karenanya timbul kecurangan dalam keputusan di pengadilan. itulah sebabnya diperlukan pemikiran yang bersifat hati nurani atau budi.

 Supaya selalu Akal dan budi saling berperan dalam pengadilan.

Setelah identifikasi masalah diketahui maka akal akan berperan untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai peraturan dan atau undang-undang yang terkait namun prosesnya harus objektif,

tidak berat sebelah atau bukan yang salah dibenarkan atau sebaliknya. Karenanya peranan budi adalah seolah-olah menjaga agar proses akal menggunakan peraturan tetap pada jalurnya bukan menyimpang demi kepentingan golongan, partai atau diri sendiri berupa korupsi. Sehingga akal serta budi seperti koin yang bermuka dua.

 Contoh:

(1) Suatu putusan pengadilan adalah manusiawi (misalnya seorang nenek mengambil sebatang kayu lapuk yang tidak terpakai lagi di bekas kebunnya secara tanpa izin, namun dianggap pencurian oleh pihak keamanan, lalu diproses di pengadilan sehingga mendapat hukum sesuai undang-undang KUH Pidana, namun diprotes oleh masyarakat sehingga putusan hukumannya sangat rendah bahkan bebas, karena nenek tersebut melakukan untuk memasak sehingga dapat mengatasi kelaparannya) bukan niat untuk mencuri, tidak ada mensrea. Hal semacam ini menyenangkan masyarakat yang tinggal sekitar kebun tersebut karena bersifat manusiawi namun ada juga putusan pengadilan yang terasa sangat tidak adil. Sehingga sebaiknya akal dan budi dapat sejalan secara paralel dalam menyelesaikan suatu masalah.

 

(2) Komisi Pemberantasan Korupsi pada tahun 2013 menangkap Akil Mochtar, dalam sengketa “pemilihan kepala daerah di Indonesia”. Akil Mochtar, adalah Ketua Mahkamah Konstitusi suatu jabatan tertinggi di bidang hukum dalam pemerintahan Indonesia, menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya tanpa berpikir nilai moral dan sumpah jabatannya sewaktu memangkunya dan dampak hukum lainnya, misalnya: nilai hukum dipermainkan oleh ketua Mahkamah Konstitusi, derajat kewibawaan institusi Mahkamah Agung runtuh di masyarakat, bagaimana dampak psikologis bawahannya yang harus menanggung malu. Akil Mochtar menerima suap yang terlarang (Ul.16:19) senilai Rp 57.78 miliar dan US$500,000 terkait 15 sengketa pemilihan kepala daerah di Indonesia.                            

 

Penutup

Setiap orang secara sadar atau tidak, menggunakan akal serta budi untuk melakukan sesuatu, demikian pun dalam bidang hukum. Ada kalanya dalam proses penyelesaian kasus, manusia terlalu mengutamakan akal sehingga dapat bersifat kaku bahkan ada yang menyimpang, sehingga budi harus berperan untuk nilai-nilai keadilan. Akal serta budi seperti satu koin yang bermuka dua.

 

Terima kasih Anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon tanggapan bila berkenan,

 

PenulisEddyWarbung