Pendahuluan
Pengertian
Akal dan Budi sangat luas yang mencakup seluruh kegiatan dari kehidupan manusia
namun yang di uraikan dalam artikel ini adalah menggunakan akal dan budi untuk
bidang hukum yang dibuat oleh manusia, berlaku untuk menyelesaikan suatu kasus
secara benar. Akal dan atau Budi akan sangat berperan untuk menyetujui melanjutkan
atau tidak dalam menyelesaikan suatu kasus, bila disetujui maka langkah
selanjutnya akan di lakukan oleh kehadiranmu.
Bisanya akal yang
mendominasi dalam penyelesaian suatu kasus sehingga hasilnya bersifat rasional
atau berdasarkan logika sesuai peraturan yang dibuat manusia ada, namun akal
manusia dapat juga menyimpang dari peraturan yang ada, karena telah
terkontaminasi kotoran berupa dosa yang telah menyelimuti akal. Sehingga
melakukan berbagai jenis penyimpangan antara lain korupsi, penuhi nafsu ego
negatifnya, dan yang sejenis (2Kor3:14)
Karenanya budi
harus berperan setiap saat bila dalam proses penyelesaian kasus akan terjadi hal-hal
menyimpang dari peraturan dan atau undang-undang yang merugikan terdakwa atau
mendakwa, maka peranan budi berupa moral dan etika yang dapat mengoreksi untuk
kembali ke peraturannya demi keadilan. Sehingga akal serta budi seperti koin
yang bermuka dua. Sekarang ini sering ada putusan pengadilan yang diselesaikan
secara akal namun kurang memperhatikan budinya,
Materi yang dibahas (sesuai topik)
Dalam setiap penyelesaian kasus:
Supaya Akal memproses aturan terkait kasus, secara benar
dan tidak menyimpang
Supaya selalu Akal dan budi saling
berperan dalam pengadilan.
Pembahasan
Materi yang dibahas dijelaskan dalam uraian dibawah ini.
Kapan Akal dan Budi digunakan
Secara sadar atau tidak setiap orang
menggunakan akal maupun budi terhadap semua jenis pekerjaan semasa hidupnya,
namun derajat penggunaannya antara akal dan budi tergantung masalah yang
dihadapi serta dalam kondisi yang bagaimana. Kapan digunakannya misalnya sewaktu
mereka; bermain, melakukan pekerjaan, menyetir mobil, membantu orang, mengatasi
kebakaran hutan, menyetir kapal yang menghadapi ombak besar, meneliti,
pekerjaan di laboratorium, menyembuhkan orang, menjaga anak, mengurus negara, dalam
pengadilan, niat mengadakan korupsi, dan lain-lain. Namun manusia juga
kadang-kadang secara sengaja mengutamakan proses pekerjaan hanya berdasarkan
akalnya dan merendahkan atau mengabaikan budi, atau derajat penggunaan akal
jauh lebih tinggi dari budi. Sehingga proses adil tidaknya kurang diperhatikan untuk
segi kemanusiaan. Karenanya budi harus berperan setiap saat bila
dalam proses penyelesaian kasus mulai terjadi hal-hal menyimpang dari peraturan/undang-undang
yang merugikan terdakwa atau mendakwa, maka peranan budi berupa moral dan etika
yang dapat mengoreksi untuk kembali ke peraturannya demi keadilan. Sehingga
akal serta budi seperti koin yang bermuka dua.
Sebetulnya
Tuhan telah menaruh pijakan untuk hukumNya di dalam akal dan menuliskannya di
hati setiap orang (Ibr.8:10), hukumNya sangat luas dan mendalam dibandingkan
dengan hukum dan undang-undang buatan manusia. Pengertian hati lebih luas dari
pada budi. Namun dalam pergaulan sehari-hari pemakaian budi saling bergantian
dengan hati nurani
Apa itu Akal dan Budi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, sebagai berikut:
Akal adalah daya pikir.
Akal selalu mempertimbangkan secara
rasional dan logika terhadap suatu masalah,
misalnya antara untung atau rugi, cepat
atau lambat, mudah atau sulit, berisiko atau tidak
dan
sejenisnya.
Budi adalah perbuatan baik
Budi selalu mempertimbangkan masalah secara
moral: baik atau buruk, manusiawi
atau tidak, jujur atau menipu, adil atau
curang, dan seterusnya.
Untuk apa akal serta budi (ditinjau dari mengaplikasikan peraturan)
Setiap orang menggunakan pikiran untuk; berkreasi, mengikuti aturan yang
berlaku, proses pelaksanaan secara rasional, logis, tegas sesuai ayat-ayat yang
tertulis. Karenanya diperlukan pendampingan agar sesuai manusiawi, yaitu budi.
Setiap orang mempunyai pikiran dan budi (budi merupakan bagian dari hati
nurani). Istilah hati nurani terdapat dalam Alkitab, pengertiannya mencakup;
a. Tuhan menyelidiki
hati nurani setiap orang (Rm.8:27).
b. pada
waktu malam hati nurani mengajari aku (Mzm.16:7).
Peranan akal.
Manusia selalu menggunakan akal untuk melakukan sesuatu sesuai nalurinya berdasarkan
aturannya (undang-undang, peraturan
pemerintah, dan yang sejenis) atau menentukan strateginya dan berkreasi.
Gunanya akal adalah sewaktu memproses suatu kasus yang bersifat pidana atau
perdata maka akal harus selalu dilandaskan kepada aturan-aturan yang ada,
misalnya: hukum pidana atau perdata atau hukum khusus lainnya. Bukan berusaha
menyimpang dari aturan untuk mencari untung.
Peranan budi
Peranan dan gunanya budi sebetulnya sejak akal memulai proses persidangan
untuk penyelesaian suatu persoalan. Bila peranan akal mulai menyimpang maka
dominasi budi mulai kelihatan dan terdengar, supaya proses akal terhadap suatu
persoalan tetap sesuai dengan aturan yang ada, sehingga tidak akan menyimpang. dikatakan adil. Karenanya peranan budi untuk
menjaga agar objektivitas terjamin secara benar, logis dan masuk akal. Bukan yang salah
dibiarkan salah atau yang salah dibenarkan atau yang benar disalahkan.
Apa yang menjamin mutunya akal .
Dalam kehidupan masyarakat maka hukum yang mengatur tata tertib, cara
bergaul, kelancaran perekonomian, ketertiban masyarakat, keamanan dan
lain-lain. Namun harus juga disadari bahwa cara berproses akal sangat luas
dalam hukum maupun dalam segala kehidupan kegiatan manusia, untuk melancarkan
hal tersebut maka manusia membuat berbagai peraturan untuk mendukungnya namun
apakah kualitasnya dapat menjamin ?. Jauh sebelumnya Tuhan telah menaruh
hukumNya di dalam akal dan menuliskannya di hati setiap orang (Ibr.8:10).
HukumNya adalah yang terutama dan yang pertama (Mat22.38)
yang menjamin akal bertindak dan berproses secara benar. Hukum tersebut adalah :
a) Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan
akal budimu (Mat.22:37),
b) Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri
(Mat.22:39)
Setelah identifikasi masalah diketahui maka akal akan berperan untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai peraturan dan atau undang-undang yang terkait namun prosesnya harus objektif,
tidak berat sebelah atau bukan yang salah dibenarkan atau sebaliknya. Karenanya
peranan budi adalah seolah-olah menjaga agar proses akal menggunakan peraturan
tetap pada jalurnya bukan menyimpang demi kepentingan golongan, partai atau
diri sendiri berupa korupsi. Sehingga akal serta budi seperti koin yang bermuka dua.
(1) Suatu putusan pengadilan adalah manusiawi
(misalnya seorang nenek mengambil sebatang kayu lapuk yang tidak terpakai lagi
di bekas kebunnya secara tanpa izin, namun dianggap pencurian oleh pihak
keamanan, lalu diproses di pengadilan sehingga mendapat hukum sesuai
undang-undang KUH Pidana, namun diprotes oleh masyarakat sehingga putusan
hukumannya sangat rendah bahkan bebas, karena nenek tersebut melakukan untuk
memasak sehingga dapat mengatasi kelaparannya) bukan niat untuk mencuri, tidak
ada mensrea. Hal semacam ini menyenangkan masyarakat yang tinggal sekitar kebun
tersebut karena bersifat manusiawi namun ada juga putusan pengadilan yang
terasa sangat tidak adil. Sehingga sebaiknya akal dan budi dapat sejalan secara
paralel dalam menyelesaikan suatu masalah.
(2) Komisi Pemberantasan Korupsi pada tahun 2013
menangkap Akil Mochtar, dalam sengketa “pemilihan
kepala daerah di Indonesia”. Akil Mochtar, adalah Ketua Mahkamah
Konstitusi suatu jabatan tertinggi di bidang hukum dalam pemerintahan
Indonesia, menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya tanpa
berpikir nilai moral dan sumpah jabatannya sewaktu memangkunya dan dampak hukum
lainnya, misalnya: nilai hukum dipermainkan oleh ketua Mahkamah Konstitusi, derajat
kewibawaan institusi Mahkamah Agung runtuh di masyarakat, bagaimana dampak
psikologis bawahannya yang harus menanggung malu. Akil Mochtar menerima suap
yang terlarang (Ul.16:19) senilai Rp 57.78 miliar dan US$500,000 terkait 15
sengketa pemilihan kepala daerah di Indonesia.
Penutup
Setiap orang secara sadar atau tidak, menggunakan akal serta budi untuk
melakukan sesuatu, demikian pun dalam bidang hukum. Ada kalanya dalam proses
penyelesaian kasus, manusia terlalu mengutamakan akal sehingga dapat bersifat
kaku bahkan ada yang menyimpang, sehingga budi harus berperan untuk nilai-nilai
keadilan. Akal serta budi seperti satu koin yang bermuka dua.
Terima kasih Anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon
tanggapan bila berkenan,
PenulisEddyWarbung