Kamis, 23 Juni 2011

Sanggupkah anda mengasihi orang lain seperti mengasihi dirimu sendiri ?


latar belakang artikel:
Tuhan menciptakan manusia sebagai
Mahluk tertinggi dan harus saling
mengasihi.

Tujuan artikel:
Dari isi hati manusia sangat sulit
melakukan saling mengasihi
Otak manusia akan sehat bila bisa
berbuat positf

Yang diharapkan dari artikel:
Percaya pada Tuhan dengan segenap
hatimu  dan bukan bersandar pada
pengetahuanmu.



Latar belakang

Manusia adalah mahluk tertinggi yang diciptakan Tuhan, dan sebelum hal itu, Tuhan juga sudah menciptakan bumi dan segala isinya untuk kepentingan manusia, (Kejadian 1:1-31). Sehingga manusia mempunyai kedudukan yang tertinggi dari semuanya, oleh karenanya setiap manusia adalah sama dan harus saling mengasihi, (Matius 22:39)


Materi yang di sharing, sesuai topic:

Tuhan Yesus mengatakan: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39). Atau jelasnya:
·         Berlaku untuk semua manusia supaya saling mengasihi.
·         Tingkat mengasihinya, mengasihi orang lain seperti dirinya sendiri.

Dalam kegiatan sehari-hari, sangat sulit untuk mewujudkan “kasihilah sesamamu manusia sepert dirimu sendiri”, karena hal ini membutuhkan suatu sikap (dalam sikap itu bercampur baur: sabar, tabah, mengalah, rendah hati, pengertian, sopan, dll) yang bijaksana dan positif. Tapi kenapa hal ini sulit dilakukan, cobalah perhatikan beberapa contoh dibawa ini :


Ada aksi ada reaksi.
Bila sepeda motor akan menabrak anda, maka reflex anda otomatis mengatakan untuk menghindar dan mungkin membentak orang itu, bila mungkin mendorongnya dari motor hingga jatuh. Bila anda disakiti, maka reflex anda bekerja untuk membalas. Jadi akan timbul perasaan untuk membalas, bukan untuk mengasihi.

Ego, sombong, tidak mau mengalah.
Karena ego, sombong, tidak mua mengalah, dll, yang menghambat anda untuk berpikir wajar sehingga susah untuk mengasihi orang lain.

Rational
Dalam olah raga sepakbola, kemungkinan patah kaki sangat mungkin, sehingga bila patah kakinya, maka anda tidak bisa bertanding lagi.
Secara rasional, bila anda mengalami pertengkaran melawan bosnya, bila dalam hal pekerjaan maka umumnya anda yang dirugikan. Kalau anda berpatokan pada kerugian, maka kemungkinan anda minta pinda bagian atau resign. Ini berarti inti pertengkaran tetap ada, tidak terselesaikan,  sehingga sulit untuk memaafkan orang tsb, apalagi mengasihinya adalah sulit.

Pikiran anda sudah tertutup untuk terima saran.
Bila anda sedang makan, maka konsentrasi anda adalah pada makanan dan untuk menikmati makanan itu, jadi pikiran anda ter focus padakenikmatan makanan”, jadi pikirannya tidak melayang-layang ke banjir bandang atau menyabung ayam.
Jadi bila ada kekesalan dalam otak terhadap seseorang, maka akan sulit untuk menghilangkannya karena tetap tersimpan dalam otak anda. Saran apapun dari teman mengenai kekesalan itu sulit anda terima (kecuali secara sadar penuh kita maafkan orang itu), jadi sulit untuk mengasihinya.

Kalau anda marah, maka kemarahan ini sudah mem-blok otak anda sehingga tidak bisa pikir rasional, kemarahan itu sudah mendominasi otak anda, yang terpikir saat itu adalah kemarahan terhadap orang itu, sehingga sulit memaafkan orang yang bersalah apalagi  mengasihi orang itu adalah sangat sulit.

Dan banyak contoh lainnya: ………..


Keuntungan anda mengasihi orang lain seperti dirimu sendiri, yaitu:

Pikiran yang cerah, segar, siap terima input untuk kemajuan, senang dan sehat.

Karena otak anda tidak lagi menyimpan kebencian, emosional dan nafsu negative terhadap seseorang, atau perusahaan, dll.

Timbul keberanian untuk menyelesaikan “khusus masalah tsb” karena tidak bermotivasi untuk menyakiti orang, sehingga anda sanggup memaafkan orang yang bersalah.

Untuk mempertebal keyakinan dan iman anda maka tetap berdoa dan percaya pada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar pada pengetahuanmu (Amsal 3:5).


Terima kasih anda telah membaca artikel ini, mohon sharing bila anda mempunyai tanggapan.

Penulis.  24/6/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar