Jumat, 18 Maret 2016

Perkembangan iman supaya sejajar dengan kekudusan-mu.

Latar belakang

Mengasihilah orang lain(1Kor.13:4-8) seperti anda mengasihi dirimu-sendiri, karena inilah yang bisa dirasakan orang-lain-tsb atau orang-sekitarmu. Namun perbuatan yang bagaimana bisa menunjukan bahwa anda mengasihi Tuhan?

Materi yang di sharing, sesuai topic

1--Mengasihi.
(A)-Sering anda dengar Hukum-Kasih yang ke-2, adalah: mengasihi orang lain seperti mengasihi dirimu sendiri(Mat.22:39). Yang dalam kenyataannya sangat sulit untuk menerapkannya terutama kalau egomu tinggi, namun bila ada niat maka mengasihi itu bisa diusahakan dan dilakukan. Dan orang sekitarmu akan merasakan dampak dari perbuatanmu.

 (B)-Tapi bagaimana dengan Tuhan, Allahmu. Apakah anda benar-benar berusaha mengasihiNya(Mat.22:37)?, atau bohongan. Masalah itu hanya Tuhan dengan anda sendiri yang mengetahuinya.


2--Iman yang berdampak pada Tuhan
Hukum-Kasih yang ke-1, adalah mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap tenaga, akalbudi, jiwamu(Mat.22:37), dan nampaknya itu susah-susah-gampang untuk melakukannya. Namun bagaimana anda buktikan, apakah cukup dengan cara: berdoa, ikuti-ibadah, lakukan perintahNya, berpuasa, kunjungi orang sakit/dipenjara, dll, sehingga iman-mu menjadi lebih murni?

Atau perlukah ada cobaan dari Tuhan kepada manusia, untuk menguji sejauh mana kepatuhan manusia yang mencakup a.l. kesetiaannya, kasihnya, kekudusan1-nya, dll?. Hal ini penting karena bila anda semakin dekat dengan Tuhan maka segala perbuatan-mu harus makin murni juga. Contoh:

a--Tuhan Tidak menghukum Harun. Sewaktu Harun menyetujui umat Israel membuat patung anak-lembu-emas untuk memimpin mereka karena telah menanti Musa yang tidak kunjung datang. Namun nampaknya Tuhan tidak menghukum Harun, karena mungkin imannya tidak setingkat Musa. Tapi kalau musa berbuat salah, ada perhitungannya.

b--Musa dihukum. Musa yang iman-nya sudah murni dan hubungannya dekat dengan Tuhan dan sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk sampaikan 10 PerintahNya, pun dihukum. Karena secara tidak sengaja namun ber-emosi merefleksikan tingkah-lakunya yang tidak menghormati kekudusan Allah, berupa ucapan kasar “orang-durhaka” kepada Israel dan memukul batu-tebing dua-kali. Yang semuanya itu tidak disuruh Tuhan. Jadi Musa melanggar perintah Tuhan(Bil.20:8,10,12).

c--Me-refleksikan perbuatan sewaktu emosi. Orang seperti Musa karena dalam keadaan emosi, malahan kualitas-kekudusannya menurun yang seharusnya tetap parallel dengan imannya, tapi nyatanya tidak demikian. Hal ini sangat jelas sewaktu dalam keadaan tertekan Musa ucapkan kata-kata kasar demikianpun perbuatannya didepan bangsa Israel. Dan itulah sebabnya Tuhan mengatakan Musa kurang mempercayaiNya dan  tidak menghormati kekudusanNya sehingga dia tidak masuk tanah terjanji.

3--Tahapan pemurnian iman harus parallel.
Tahapan pemurnian iman dari seseorang tidak selalu mulus ada jatuh bangunnya, tergantung dari interaksinya terhadap peristiwa yang dia hadapi setiap saat, bisa postif/negative. Namun semakin murni iman-mu maka harus ada beberapa factor yang parallel dengannya, a.l.:
a--Perubatan-mu(Yak.2:22), yang dapat disaksikan orang sekitarmu. Misalnya:
Yang salah: Karena merasa bahwa tidak akan ketahuan, maka inilah kesempatan untuk korupsi, lalu anda berbuat.
Yang benar: Walaupun tidak ada orang yang menyaksikan namun anda tetap disiplin dan berbuat baik(ini yang disebut integrity).
b--Kekudusan-mu (lih. butir 2a-b-c), hanya Tuhan, Allahmu yang mengetahuinya.
Misalnya: Tingkah-lakunya Musa yang tidak kudus pada saat itu, seperti
dijelaskan diatas, yang akhirnya dia tidak boleh masuk tanah terjanji.
c--Itikad baik-mu, berhubungan dengan interaksi-mu dalam masyarakat.
            d--Dll.
   
Kesimpulan

Dalam kehidupan setiap-orang, supaya anda selalu menjiwai apa yang di-imani-mu, namun itu disempurnakan oleh kegiatan yang parallel dengannya, berupa perbuatanmu dan kekudusanmu.

Terima kasih anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon sharing.


Penulis.EddyWarbung


R e f e r e n s i  :

1Kudus artinya:
(1)-Kualitas hakiki Tuhan (hal-617, kol-1).
(2)-Mengarah ke pemikiran tentang perubahan batin yang terjadi berangsur-angsur, yang  menghasilkan kemurnian, kebenaran moral, dan pemikiran-pemikiran yang suci yang menyatakan diri dalam perbuatan-perbuatan lahiriah yang baik dan menurut kehendak Tuhan (hal-618, kol-1) dari:
EAMK, cet-11, aril2011, ISBN 978-602-8009-33-1

1Kor.12:4-8
4-Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
5-Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
6-Ia tidak bersukacita karena ketidak-adilan, tetapi karena kebenaran.
7-Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
8-Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti pengetahuan akan lenyap.

Mat.22:39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Mat.22:37
Jawab Yesus kepadanya:”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Bil.20:8
Ambillah tongkatmu itu dna engkau dan Harun, kakakmu, harus menyruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka keazda bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau menbgeluarkan air dri bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat 8itu serta ternaknya.

Bil.20:10
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depat bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka; “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhata, apakah kamu harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?”

Bil.20:12
Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun; “Karena kamu tidak percapa kepadaKU dan tidak menghormati kekudusanKu di depam mata orang Israel, itulah sebabnyua kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepdea mereka”

Yak.2:22
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar