Latar belakang
Mengasihilah
orang lain(1Kor.13:4-8) seperti anda mengasihi dirimu-sendiri, karena inilah yang bisa
dirasakan orang-lain-tsb atau orang-sekitarmu. Namun perbuatan yang bagaimana bisa
menunjukan bahwa anda mengasihi Tuhan?
Materi yang di
sharing, sesuai topic
1--Mengasihi.
(A)-Sering
anda dengar Hukum-Kasih yang ke-2, adalah: mengasihi orang lain seperti
mengasihi dirimu sendiri(Mat.22:39). Yang dalam kenyataannya sangat sulit untuk menerapkannya terutama
kalau egomu tinggi, namun bila ada niat maka mengasihi itu bisa diusahakan dan
dilakukan. Dan orang sekitarmu akan merasakan dampak dari perbuatanmu.
(B)-Tapi bagaimana
dengan Tuhan, Allahmu. Apakah anda benar-benar berusaha mengasihiNya(Mat.22:37)?, atau bohongan. Masalah itu hanya Tuhan dengan anda sendiri yang
mengetahuinya.
2--Iman yang berdampak pada Tuhan
Hukum-Kasih
yang ke-1, adalah mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap tenaga, akalbudi,
jiwamu(Mat.22:37), dan nampaknya itu susah-susah-gampang untuk melakukannya. Namun
bagaimana anda buktikan, apakah cukup dengan cara: berdoa, ikuti-ibadah,
lakukan perintahNya, berpuasa, kunjungi orang sakit/dipenjara, dll, sehingga
iman-mu menjadi lebih murni?
Atau
perlukah ada cobaan dari Tuhan kepada manusia, untuk menguji sejauh mana
kepatuhan manusia yang mencakup a.l. kesetiaannya, kasihnya, kekudusan1-nya, dll?. Hal ini penting karena bila anda semakin dekat dengan
Tuhan maka segala perbuatan-mu harus makin murni juga. Contoh:
a--Tuhan Tidak menghukum Harun. Sewaktu Harun menyetujui umat Israel membuat patung
anak-lembu-emas untuk memimpin mereka karena telah menanti Musa yang tidak
kunjung datang. Namun nampaknya Tuhan tidak menghukum Harun, karena mungkin
imannya tidak setingkat Musa. Tapi kalau musa berbuat salah, ada perhitungannya.
b--Musa dihukum. Musa yang iman-nya sudah murni dan hubungannya dekat dengan Tuhan
dan sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk sampaikan 10 PerintahNya, pun dihukum.
Karena secara tidak sengaja namun ber-emosi merefleksikan tingkah-lakunya yang tidak
menghormati kekudusan Allah, berupa ucapan
kasar “orang-durhaka” kepada Israel dan memukul
batu-tebing dua-kali. Yang semuanya itu tidak disuruh Tuhan. Jadi Musa melanggar
perintah Tuhan(Bil.20:8,10,12).
c--Me-refleksikan perbuatan
sewaktu emosi. Orang seperti Musa karena dalam
keadaan emosi, malahan kualitas-kekudusannya menurun yang seharusnya tetap
parallel dengan imannya, tapi nyatanya tidak demikian. Hal ini sangat jelas
sewaktu dalam keadaan tertekan Musa ucapkan kata-kata kasar demikianpun
perbuatannya didepan bangsa Israel. Dan itulah sebabnya Tuhan mengatakan Musa
kurang mempercayaiNya dan tidak
menghormati kekudusanNya sehingga dia tidak masuk tanah terjanji.
3--Tahapan pemurnian iman harus parallel.
Tahapan
pemurnian iman dari seseorang tidak selalu mulus ada jatuh bangunnya,
tergantung dari interaksinya terhadap peristiwa yang dia hadapi setiap saat,
bisa postif/negative. Namun semakin murni iman-mu maka harus ada beberapa
factor yang parallel dengannya, a.l.:
a--Perubatan-mu(Yak.2:22), yang
dapat disaksikan orang sekitarmu. Misalnya:
Yang salah: Karena
merasa bahwa tidak akan ketahuan, maka inilah kesempatan untuk korupsi, lalu
anda berbuat.
Yang benar: Walaupun
tidak ada orang yang menyaksikan namun anda tetap disiplin dan berbuat baik(ini
yang disebut integrity).
b--Kekudusan-mu (lih. butir 2a-b-c), hanya Tuhan, Allahmu
yang mengetahuinya.
Misalnya: Tingkah-lakunya Musa yang tidak kudus
pada saat itu, seperti
dijelaskan diatas, yang
akhirnya dia tidak boleh masuk tanah terjanji.
c--Itikad baik-mu, berhubungan dengan interaksi-mu dalam
masyarakat.
d--Dll.
Kesimpulan
Dalam kehidupan setiap-orang, supaya anda selalu
menjiwai apa yang di-imani-mu, namun itu disempurnakan oleh kegiatan yang
parallel dengannya, berupa perbuatanmu dan kekudusanmu.
Terima
kasih anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon sharing.
Penulis.EddyWarbung
R e f e r e n s i :
1Kudus artinya:
(1)-Kualitas hakiki Tuhan (hal-617, kol-1).
(2)-Mengarah ke pemikiran tentang perubahan batin yang
terjadi berangsur-angsur, yang
menghasilkan kemurnian, kebenaran moral, dan pemikiran-pemikiran yang
suci yang menyatakan diri dalam perbuatan-perbuatan lahiriah yang baik dan
menurut kehendak Tuhan (hal-618, kol-1) dari:
EAMK,
cet-11, aril2011, ISBN 978-602-8009-33-1
1Kor.12:4-8
4-Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
5-Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak
mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan
orang lain.
6-Ia tidak bersukacita karena ketidak-adilan,
tetapi karena kebenaran.
7-Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
8-Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir;
bahasa roh akan berhenti pengetahuan akan lenyap.
Mat.22:39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Mat.22:37
Jawab Yesus kepadanya:”Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Bil.20:8
Ambillah tongkatmu itu dna engkau
dan Harun, kakakmu, harus menyruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata
mereka keazda bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau
menbgeluarkan air dri bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat 8itu
serta ternaknya.
Bil.20:10
Ketika Musa dan Harun telah
mengumpulkan jemaah itu di depat bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka;
“Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhata, apakah kamu harus mengeluarkan
air bagimu dari bukit batu ini?”
Bil.20:12
Tetapi Tuhan berfirman kepada
Musa dan Harun; “Karena kamu tidak percapa kepadaKU dan tidak menghormati
kekudusanKu di depam mata orang Israel, itulah sebabnyua kamu tidak akan
membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepdea mereka”
Yak.2:22
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar