Sabtu, 30 Juli 2011

Siapa yang mencobai anda?


Siapa yang mencobai anda?


Ringkasan artikel:
  
Latarbelakang artikel:
Manusia berusaha perbaiki hidupnya, dan itu
tergantung pada pilihannya sendiri yang dapat
berdampak positif atau negatif

Tujuan dari artikel:
Agar pembaca mengutamakan kehidupan yang
benar berdasarkan pilihannya, bila timbul
 dampak maka dia harus menanggapinya.

Yang diharapkan dari artikel:
Harus bisa koreksi diri dan tetap percaya
sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak pada
 kemampuanmu sendiri


Latar belakang

Dengan berjalannya waktu, setiap manusia berusaha meningkatkan kehidupan agar bisa lebih baik, dan itu tergantung bagaimana setiap manusia mengatasi tantangan yang timbul atas pilihan yang ditentukannya sendiri.

Dan hasil dari tantangan ini dapat dirasakan dan diketahui oleh pelakunya, apakah: kemajuan, statis, kemunduran, bermasalah, dll. Bila hasil dari tantangan ini juga berdampak pada orang lain atau lingkungan, maka dengan sendirinya akan ada reaksi yang bisa negative atau positif.


Materi yang di sharing, sesuai topic 

Dalam menghadapi kehidupan, setiap manusia menginginkan yang terbaik untuk dirinya, keluarganya, familinya dan temannya. Karenanya manusia berusaha untuk lebih menguasai teori (menimbah ilmu pengetahuan, diimbangi dengan pengetahuan  rohani) dan praktek (melaksanakan kemampuan atau ilmu yang dikuasainya yang beretika) sehingga dengan harapan mendapat hasil yang lebih baik.

Dan semua pilihan itu, tidak selalu memberikan hasil seperti yang diingini anda, hasilnya bisa berdampak positif bahkan bisa juga negative sesuai persepsi penerima atau lingkungan.

Sebagai contoh:  Stefanus  memperoleh dampak reaksi yang negative dari jemaat Yahudi dan para anggota Mahkamah Agama, karena ia tetap pada pendiriannya sewaktu mengajukan pembelaannya yang akhirnya dibunuh (KPR6:9-10 dan KPR7:60).  Dan contoh lainnya:

  • Katakanlah anda  pengusaha restaurant, dan keputusannya untuk meningkatkan mutu, misalnya: langganan lebih senang, makanan lebih bersih, dll. Tapi suatu saat chef-cooking masuk rumah sakit sehingga pelanggan mengeluh karena terlambat menyajikan, dan berbeda pula dari pesanannya. Jadi tantangannya  untuk mempertahankan keputusan, anda harus mencari chef-cook baru, kalau tidak dampaknya langganan akan berkurang sehingga keuntungan juga turun. Kesalahan disini  karena anda tidak membayangkan bila trerjadi kekurangan pegawai. Jadi yang berbuat salah adalah anda dan bukan cobaan dari Tuhan karena.(Yakobus 1:13)   

  • Bapak A yang berumur 60 tahun telah menabung dana untuk masa tuanya. Karena bujukan teman dan kedengaran wajar maka 45 % diserahkan untuk transaksi saham, setelah 35 hari kemudian ia mendapat keuntungan bersih 30%, saat itu  ia   langsung  perintahkan  ditransfer uangnya ke rekeningnya yang mana memerlukan waktu 3 hari kerja. Pada saat itu juga, atas anjuran teman ia membeli saham yang sedang turun nilainya, tapi setelah beli nilainya masih terus turun, pembelian saham ini harus lunas dalam 2 hari kerja. Jadi bapak A tidak mendapat hasil karena harus membayar pembelian saham lagi. Dan sesudah 6 bulan kemudian saham tsb belum ada pergerakan naik, sehingga dia mulai frustrasi karena uangnya belum bisa diambil. Jadi masalah ini adalah bukan saja karena bujukan teman, tapi juga ingin memperoleh keuntungan, dan ini bukan cobaan  Tuhan, tapi anda sendiri  

  • Kebetulan pada saat itu, keluar dari freeway-101 sangat macet sehingga mobil harus bergiliran, dan saya mengendarai sangat pelan 20km/jam, tiba-tiba mobil didepan saya berhenti, saya kaget dan langsung rem, tetapi mobil saya tetap melaju 5km/jam, yang akhirnya saya menabrak bagian belakang mobil itu. Walaupun kecepatan pelan tapi  terjadi juga kerusakan. Sebetulnya saya telah mengetahui oli rem sudah tinggal sedikit tapi tidak menyediakan waktu untuk mengisinya, jadi ini adalah kesalahan sendiri, bukan cari alasan dan mengatakan ini adalah cobaan Tuhan, jadi salah sendiri.

Ada orang berpendapat bahwa kesulitan, misalnya: sakit berkepanjangan, masalah, kerugian, penipuan, tidka naik pangkat, dll, adalah salah satu cara supaya manusia meningkatkan imannya. Sebetulnya manusia harus koreksi diri dan cari akar penyebabnya, karena Tuhan tidak mencobai manusia (Yakub 1:13).

Jadi sebelum menyalahkan orang lain koreksi dahulu diri anda, dan tetap percaya pada Tuhan dan bukan pada pengertianmu sendiri (Amsal 3:5)

Terima kasih anda telah meluangkan waktu sehingga dapat membaca artikel ini, mohon sharing bila anda mempunyai pengalaman seperti diatas ini.

Penulis. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar