Latar belakang
Celakalah bagi
orang-orang yang lunasi seperpuluhan tapi abaikan keadilan(Mat.23:23), karena mereka berpendapat bahwa
dengan Tuhan bisa saling memperhitungkan untung dan rugi, karena demikian pun
telah mereka lakukan terhadap sesama manusia.
Materi yang di sharing, sesuai topic
1--Kewajiban tetap dilakukanm
demikian pun berbuat dosa.
Banyak orang berpendapat dan telah melakukannya, yaitu; selalu rajin
memberikan seperpuluhan dan mungkin ada yang telah memberikan melebihi dari sepatutnya, namun dalam kehidupan sehari-harinya,
selalu berbuat dosa. Dan itulah dasar pemikiran atau konsep
pemikiran manusia sekarang ini. Misalnya tidak memperhatikan:
a—Kesetiaan. Para ahli Taurat dan orang Farisi
yang sangat pinter dalam Hukum Taurat, namun mereka tidak setia. Yaitu setia pada pengajaran tapi tidak dalam perbuatannya sehingga tidak sejalan dengan ajarannya, misalnya mereka mengajari seseorang
berbuat baik, tapi mereka sendiri berbohong atau merugikan orang.
b---Tidak berbelas kasihan. Sopir melarikan diri karena menabrak seseorang,
namun beberapa saat kemudian anda melihat korban namun anda pergi. Jadi tidak
menolongnya walaupun pandangannya memohon bantuan darimu.
c---Keadilan. Para ahli Taurat dan orang Farisi patuh pada Hukum Taurat demikian pun sewaktu mereka mengajar. Namun Mereka tidak adil, karena melanggar hak kepunyaan orang lain, dengan cara merebut hak orang lain secara paksa, atau menghindar bayar
pajak.
Karena mereka mengira bahwa dengan Tuhan itu, bisa saling menghitung
untung-rugi karena perbuatannya yang mereka sodorkan kepadaNya, lebih banyak
yang baik dari pada yang jahat atau yang berdosa.
Jadi telah tertanam dalam otak mereka atau
“occupied perception” dari konsep
tersebut, bahwa; perbanyaklah perbuatan baikmu sehingga dapat menutupi segala
jenis dosamu. Konsep pemikiran seperti
inilah yang salah hingga kini. Karena kenyataannya manusia masih terus
melakukan konsep seperti ini, bahkan mereka bangga telah berbuat banyak
kebaikan, misalnya: menyumbangkan untuk kegiatan sosia, rumah ibadah, bangun
gedung sekolah, dll. Walaupun kesalahan yang mereka perbuat juga cukup banyak, misalnya:
berkorupsi, menganiaya, menipu, menciptakan ketidak adilan, bantu teroris,
dll. Dan konsep ini tidak perlu lagi mengaku kesalahan, yang
penting ada imbalan perbuatan baikmu.
Karena
penghapusan dosa hanya bisa terjadi jika anda menyesal perbuatan dosamu
lalu bertobat, yaitu mengakui
kesalahannya dan tidak berbuat lagi, sehingga mulai melakukan peraturanNya
Tuhan dan hidup baru dan mohon pengampunan dari Tuhan.
Karenanya perbuatan baikmu sebanyak apapun,
sama sekali tidak dapat menghapuskan
dosa yang telah anda lakukan, Celakalah mereka yang berpendapat demikian,
karena hanya menghitung untung rugi tanpa hiraukan dampak buruk yang telah dan
akan terjadi dan juga mengabaikan yang terpenting dari hukum Taurat(Mat.23:23), yaitu: tidak taat, tidak ada
belas kasihan dan tidak ada keadilan.
2--Konsep rugi laba.
Adalah keharusan, bahwa setiap tahun perusahaan membuat laporan Neraca keuangan dan Rugi/Laba-nya. Sehingga para penanggung jawab
atau pengelola perusahaan bisa mengetahui berapa keuntungannya secara kuantitatif,
dan pasti takut bila terjadi kerugian, karena para pemegang saham tidak akan peroleh
bonus bahkan bisa-bisanya nombok. Sehingga bila terjadi kerugian maka para pemegang
saham dapat memecat para eksekutif perusahaan.
Jadi para pengelola
berusaha mencari keuntungan, walaupun, kadang-kadang melanggar peraturan bahkan tidak peduli korbannya yang
akan menderita sekarang atau diwaktu yang akan datang, yang penting peroleh keuntungan
agar neracanya kelihatan positif, melalui perhitungan rugi laba. Contoh:
a---Ada
beberapa perusahaan, yang membuang limbahnya ke luar negeri, melalui container
yang export ke Negara yang pengawasannya lemah.
b---Banyak
perusahaan tidak peduli lingkungan yang terus ter-erosi karenah ulahnya, limbah
yang merusak proses lingkungan, udara semakin mengotor untuk pernapasan, dll.
Demikian pun halnya dengan
kepribadian manusia, mereka pentingkan laba walaupun bertindak curang, menipu, membunuh,
dll. yang penting untuk mereka adalah keuntungan kuantitatif. Lalu
menyumbangkan ke yatim piatu, rumah sakit, rumah ibadah, dll
Sehingga mereka tidak
memperhatikan dampak moral yang tererosi yang dialami manusia, misalnya; kejahatan
meningkat, kemiskinan bertambah karena
uang dikorupsi oleh pejabat tertentu untuk kesenangannya, dan masyarakat mengikuti perbuatan mereka karena tidak ada lagi
panutan yang baik.
Penutup
Jangan mengikuti mereka yang beranggapan, bahwa; yang penting perbanyak
segala jenis perbautan baik karena, karena itu akan
menutupi dosanya. Itulah kesalahan. Karena dosa hanya bisa di hapuskan kalau ada mengakuan dan mohon ampun
dari Tuhan, lakukan peraturanNya, lalu hidup baru.
Terima kasih anda
telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon sharing.
Penulis.EddyWarbung
R e f e r
e n s i :
Mat.23:23
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan
dan kesetiaan. Yang satu harus lakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar