Sabtu, 08 Juni 2019

Celakalah yang lunasi seperpuluhan tapi abaikan keadilan


Latar belakang



Celakalah bagi orang-orang yang lunasi seperpuluhan tapi abaikan keadilan(Mat.23:23), karena mereka berpendapat bahwa dengan Tuhan bisa saling memperhitungkan untung dan rugi, karena demikian pun telah mereka lakukan terhadap sesama manusia.



Materi yang di sharing, sesuai topic



1--Kewajiban tetap dilakukanm demikian pun berbuat dosa.

Banyak orang berpendapat dan telah melakukannya, yaitu; selalu rajin memberikan seperpuluhan dan mungkin ada yang telah memberikan melebihi dari sepatutnya, namun dalam kehidupan sehari-harinya, selalu berbuat dosa. Dan itulah dasar pemikiran atau konsep pemikiran manusia sekarang ini. Misalnya tidak memperhatikan:



a—Kesetiaan. Para ahli Taurat dan orang Farisi yang sangat pinter dalam Hukum Taurat, namun mereka tidak setia. Yaitu setia pada pengajaran tapi tidak dalam  perbuatannya sehingga tidak sejalan dengan ajarannya, misalnya mereka mengajari seseorang berbuat baik, tapi mereka sendiri berbohong atau merugikan orang.



b---Tidak berbelas kasihan. Sopir melarikan diri karena menabrak seseorang, namun beberapa saat kemudian anda melihat korban namun anda pergi. Jadi tidak menolongnya walaupun pandangannya memohon bantuan darimu.



c---Keadilan. Para ahli Taurat dan orang Farisi patuh pada Hukum Taurat demikian pun sewaktu mereka mengajar. Namun Mereka tidak adil, karena melanggar hak kepunyaan orang lain,  dengan cara merebut hak orang lain secara paksa, atau menghindar bayar pajak.



Karena mereka mengira bahwa dengan Tuhan itu, bisa saling menghitung untung-rugi karena perbuatannya yang mereka sodorkan kepadaNya, lebih banyak yang baik dari pada yang jahat atau yang berdosa.



Jadi telah tertanam dalam otak mereka atau “occupied perception” dari konsep tersebut, bahwa; perbanyaklah perbuatan baikmu sehingga dapat menutupi segala jenis dosamu. Konsep pemikiran seperti inilah yang salah hingga kini. Karena kenyataannya manusia masih terus melakukan konsep seperti ini, bahkan mereka bangga telah berbuat banyak kebaikan, misalnya: menyumbangkan untuk kegiatan sosia, rumah ibadah, bangun gedung sekolah, dll. Walaupun kesalahan yang mereka perbuat juga cukup banyak, misalnya: berkorupsi, menganiaya, menipu,  menciptakan ketidak adilan, bantu teroris, dll. Dan konsep ini tidak perlu lagi mengaku kesalahan, yang penting ada imbalan perbuatan baikmu.



Karena penghapusan dosa hanya bisa terjadi jika anda menyesal perbuatan dosamu lalu  bertobat, yaitu mengakui kesalahannya dan tidak berbuat lagi, sehingga mulai melakukan peraturanNya Tuhan dan hidup baru dan mohon pengampunan dari Tuhan.



Karenanya perbuatan baikmu sebanyak apapun, sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa yang telah anda lakukan, Celakalah mereka yang berpendapat demikian, karena hanya menghitung untung rugi tanpa hiraukan dampak buruk yang telah dan akan terjadi dan juga mengabaikan yang terpenting dari hukum Taurat(Mat.23:23), yaitu: tidak taat, tidak ada belas kasihan dan tidak ada keadilan.



2--Konsep rugi laba.

Adalah keharusan, bahwa setiap tahun perusahaan membuat laporan Neraca keuangan dan Rugi/Laba-nya. Sehingga para penanggung jawab atau pengelola perusahaan bisa mengetahui berapa keuntungannya secara kuantitatif, dan pasti takut bila terjadi kerugian, karena para pemegang saham tidak akan peroleh bonus bahkan bisa-bisanya nombok. Sehingga bila terjadi kerugian maka para pemegang saham dapat memecat para eksekutif perusahaan.



Jadi para pengelola berusaha mencari keuntungan, walaupun, kadang-kadang melanggar  peraturan bahkan tidak peduli korbannya yang akan menderita sekarang atau diwaktu yang akan datang, yang penting peroleh keuntungan agar neracanya kelihatan positif, melalui perhitungan rugi laba. Contoh:

a---Ada beberapa perusahaan, yang membuang limbahnya ke luar negeri, melalui container yang export ke Negara yang pengawasannya lemah.  

b---Banyak perusahaan tidak peduli lingkungan yang terus ter-erosi karenah ulahnya, limbah yang merusak proses lingkungan, udara semakin mengotor untuk pernapasan, dll.



Demikian pun halnya dengan kepribadian manusia, mereka pentingkan laba walaupun bertindak curang, menipu, membunuh, dll. yang penting untuk mereka adalah keuntungan kuantitatif. Lalu menyumbangkan ke yatim piatu, rumah sakit, rumah ibadah, dll

Sehingga mereka tidak memperhatikan dampak moral yang tererosi yang dialami manusia, misalnya; kejahatan meningkat, kemiskinan bertambah karena  uang dikorupsi oleh pejabat tertentu untuk kesenangannya, dan masyarakat mengikuti perbuatan mereka karena tidak ada lagi panutan yang baik.



Penutup

Jangan mengikuti mereka yang beranggapan, bahwa; yang penting perbanyak segala jenis perbautan baik karena, karena itu akan menutupi dosanya. Itulah kesalahan. Karena dosa hanya bisa di hapuskan kalau ada mengakuan dan mohon ampun dari Tuhan, lakukan peraturanNya, lalu hidup baru.



Terima kasih anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon sharing.



Penulis.EddyWarbung

R e f e r e n s i  :

Mat.23:23

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus lakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar