Minggu, 30 Juni 2019

Yang mau ikut Aku, harus menyangkal dirinya(Mat.16:24)


Latar belakang



Setiap orang yang mau mengikuti Yesus harus dapat tinggalkan kebiasaannya(Mat:16:24), yaitu; nomor duakan keterikatannya maupun hubungannya dengan siapa saja dan hatinya tidak berada pada hartanya. Jadi nomor satukan Yesus(Mat.16:24).



Materi yang di sharing, sesuai topic



Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikutNya harus menyangkal diri, yaitu:  mereka harus memenuhi beberapa persyaratan yang sebetulnya tidak susah namun yang penting adalah kemauan, tekad dan selalu aktif mencari kebenaran. Karena semuanya itu merupakan bekal untuk menempuh kehidupan yang wajar dan membuka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan yang kekal, sewaktu mereka minggalkan bumi ini.



1--Apa itu menyangkal diri.

Setiap manusia telah melakukan berbagai perbuatan antara lain dosa selama hidupnya. Perbuatan itu juga yang umumnya mempengaruhi terbentuknya kepribadian kehidupan manusia. Lalu untuk dapat mengerti kebenaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka manusia harus bisa mengikis habis semua perbuatan buruk dan bertanggung jawab atas perbuatannya, sehingga dapat menyangkal dirinya agar bisa mengikuti Yesus, yaitu:



Melupakan atau menyangkal dasarnya dan asalnya, dimana proses kepribadiannya mulia  bertumbuh sehingga terbentuklah karakternya.

Jadi yang dimaksud disini adalah menyangkal dasar yang berasal dari; ego, menipu, benci, iri hati, tidak bertanggung jawab, melaratkan orang, menyakiti orang, godaan iblis, dll. Juga menyangkal proses terbentuknya kepribadiannya karena dipengaruhi oleh  yang dijelaskan diatas. Sehingga kepribadian serta prosesnya harus dibersihkan(Fil.3:7-8) dan cara yang tepat adalah menyangkal semuanya itu.



Sebagai pengganti dari yang telah anda sangkal adalah mengisi dengan ajaran Kasih, yaitu utamakan Tuhan dan orang lainnya(Mat.22:37-39),  dan terapkan selama kehidupanmu namun tetap bersandar kepada Yesus(Ams.3:5).



2--Apa itu pikul salib

Segala sesuatu milikmu berupa harta dan kekayaan maupun hubunganmu dengan siapa saja harus anda lepaskan. Bahkan keluarga harus anda nomor duakan. Tapi nomor satukan  Yesus(Luk.14:25-33). Yang dimaksud Yesus adalah supaya para calon pengikutNya, harus menyadari, bahwa:

a--Anda jangan terikat pada hartamu(Mat.6:21) tapi utamakan kepentingan Yesus, yaitu lakukan ajaran KasihNya terhadap Tuhan dan manusia (yaitu semua orang) untuk selamanya.

Jadi utamakan atau nomor satukan hubunganmu dengan Yesus serta orang lain, namun nomor duakan hubunganmu dengan yang lain, sehingga kasih Anda tidak terbagi untuk harta.

Demikian pun dengan segala kesalahan atau dosa dari setiap orang serta dampaknya, semuanya itu harus mereka selesaikan atau bertanggung jawab. Jadi bukan berarti setelah mereka bertekad mengikuti Yesus, lalu Dia akan mengambil alih semua perkara mereka atau mengampuni mereka, sama sekali tidak. Untuk itu mereka harus bertobat, mohon pengapunan kepada Tuhan lalu hidup baru.



b--Karena semua perbuatanmu yang baik maupun yang buruk akan bertumbuh bersama-sama, sehingga mempengaruhi pertumbuhan kepribadianmu(Mat.13:24-30), maka semuanya itu akan terpatri pada kepribadianmu, lalu akan terlihat oleh orang-lain sewaktu anda berinteraksi dengan siapa saja atau sewaktu menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah. Jadi setiap oran harus berusaha untuk mengatasi persoalahnya sehingga berdampak baik. Jadi semuanya itulah yang disebut memikul salibmu.



Harapan dari penjelasan diatas adalah, setelah Anda membaca penjelasan diatas, maka bertanyalah pada dirimu sendiri, yaitu: apakah saya telah siap untuk menyangkal dirimku dan memikul salibku, sehingga bisa mengikuti Yesus?



Penutup

Setiap orang dapat menyangkal dirinya dan memikul salibnya, bila dia mempunyai keinginan untuk bertekad dan bertekun dan melakukan mencari kebenaran, sambil jangan lupa tetap bersandar pada Tuhan, agar anda bisa diperbolehkan untuk mengikuti Yesus. 



Terima kasih anda telah meluangkan waktu membaca artikel ini, mohon sharing.



Penulis.EddyWarbung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar