Rabu, 30 Maret 2011

Bersandarkah pada pengertianmu atau percaya Tuhan ?

Saya Eddy Warbung, mengucpakan terima kasih kepada anda karena telah
 meluangkan waktu membaca artikel ini,  dan izinkanlah saya menunggu tanggapan



Bersandarkah pada pengertianmu atau percaya Tuhan ?


Latar belakang.

Bersandar, apa sebetulnya ?. Kata kerja-nya sandar. Misalnya tangga yang berkaki dua disandarkan ke tembok agar kokoh dan bisa dinaiki supaya bisa mengerjakan sesuatu. Orang pincang umumnya bersandar pada tongkat berkaki satu, tapi ada walker (empat kaki) sebagai alat bantu jalan,  lebih aman dan susah jatuh, jenis ini yang digunakan oleh orangtua yang sudah lemah fisik untuk bersandar pada walker supaya bisa berjalan lebih lama. Anak-anak kecil sering terlihat bersandar pada orangtua karena mereka merasa aman dan bermanja-manja kepada ayah ibunya.

Jadi bersandar itu perlu karena merasa aman, tidak jatuh, percayai seseorang, perlindungan, bisa maju, mengharapkan bimbingan, dll. Tapi ada firman yang mengatakan bahwa percaya lebih baik dari pada bersandar kepada sesuatu, misalnya firman (Amsal 3:5 Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri).


Materi untuk sharing (sesuai topic):

Bersandar pada pengertiannmu sendiri bisa diartikan: sangat mengandalkan kemampuannya sendiri, merasa aman dan terlindung karena pengetahuanya yang dimiliki, tidak mudah menerima pendapat orang lain, keras hati, tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Secara ekstrim ciri-ciri seperti ini cocok untuk Hitler, Musolini, atau individu yang melakukan korupsi, dan yang lain lagi. Jadi berpendapat bahwa  keberhasilannya semata-mata adalah karena pengertian yang dimilikinya.

Pertanyaannya kenapa bersandar pada “pengertianmu sendiri” mendapat pengertian yang relative agak berat sebelah atau negatif,  karena:
  • ·         A)-Hanya mengandalkan kekuatan individu sendiri (tidak ada iman kepada Tuhan)
  • ·         B)-Manusia mempunyai emosi, harga diri, ingin memiliki, tidak merasa puas. Sehingga cenderung bahkan sering melewati batas kewajaran yang susah dikendalikan oleh individu itu, akibatnya bisa menimbulkan kelakuan abnormal, yang akhirnya bisa merugikan diri sendiri dan orang lain, contoh ekstrim Hitler

Dan kelakuan ini bisa dikendalikan bila individu itu mempunyai iman yang kuat kepada Tuhan dan juga percaya kepada Tuhan. Jadi keinginan untuk percaya pada Tuhan akan menimbulkan pertumbuhan iman disertai perbuatan yang sebanding. Percaya pada Tuhan adalah yang utama, dan pengertian “percaya” sangat luas dan mendasar seperti yang terlihat pada firman-firman dibawah ini:
  1. 1.      Yoh.3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yg percaya kepadaNya tidak binasa,  melainkan peroleh hidup yang kekal (singkatnya: percaya pada kepadaNYA  tidak  binasa dan peroleh hidup kekal)
  2. 2.   Rom 4:3. Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.(singkatnya: Abraham percaya, Tuhan memperhitungkan sebagai kebenaran)
  3. 3.      Rom 10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (singkatnya: orang percaya dibenarkan dan diselamatkan)
  4. 4.   Yoh.14:1. Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu (singkatnya: jangan gelisah percayalah Allah)

Jadi percaya kepada Allah diawali bertumbuhnya iman serta ada perbuatannya, tapi bersandar pada pengertianmu hanya tergantung pada kekuatanmu sendiri dan tidak ada yang lain. Oleh karenanya Jesus berkata:
  •  ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh.14:6).
  •  Aku adalah gembala yg baik. Gembala yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10:11).

Dengan adanya perkataan Jesus di firman Yoh.14:6 dan Yoh.10:11 maka pasti anda akan memilih mencintai Allah dengan segenap hati, dan jangan bersandar pada pengertianmu karena itu adalah pilihan yang salah.

Semoga artikel ini dapat menentukan sikap anda.

Terima kasih, telah meluangkan waktu membaca artikel ini,  dan izinkanlah saya menunggu tanggapan anda di http://pikir-positif.blogspot.com atau di email pikir.positif@gmail.com

Tuhan memberkati anda.

Penulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar